Indonesiainside.id, Jakarta – Lembaga hak asasi manusia PBB menyatakan keprihatinan atas hilangnya enam orang yang diculik di ibu kota Afghanistan Kabul. Mereka semua adalah anggota dari kelompok protes hak-hak perempuan baru-baru ini.
Ravina Shamdasani, juru bicara Komisaris Tinggi untuk hak asasi manusia, saat berbicara pada konferensi pers mengatakan, “Kami sangat prihatin dengan keselamatan mereka.”
“Masih belum ada informasi yang dikonfirmasi tentang keberadaan mereka,” tambahnya dilansir Wion, Rabu (9/2).
Penculikan itu dimulai pada bulan Januari lalu ketika Parwana Ibrahim Khil dan saudara iparnya diculik saat bepergian di Kabul. Kemudian, Tamana Paryani dan ketiga saudara perempuannya dijemput paksa dari sebuah rumah di Kabul.
Mereka diculik setelah mengambil bagian dalam demonstrasi damai yang menuntut agar hak-hak perempuan harus dihormati oleh Taliban.
Shamdasani, saat menguraikan situasi mengatakan, “Kurangnya informasi yang jelas tentang lokasi dan kondisi mereka membuat situasi penuh ketidakpastian.”
Sementara itu, Taliban telah membebaskan 14 tahanan wanita di Kabul dalam upaya untuk mengatasi tekanan global.
Kantor Administrasi Penjara (OPA) Taliban mengumumkan bahwa mereka telah membebaskan 14 wanita dari penjara wanita di Kabul.
Ini terjadi ketika kekhawatiran tumbuh atas hilangnya dua aktivis perempuan di Afghanistan.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh OPA kepada media lokal berbunyi, “14 tahanan wanita dibebaskan pada hari Kamis, 3 Februari sebagai hasil dari penilaian yang dilakukan oleh delegasi lima anggota.”
(Nto)