Indonesiainside.id, Washington—Departemen Pertahanan AS mengatakan kepada pembuat kebijakan pada Selasa (8/3) bahwa pihaknya memperkirakan antara 2.000 dan 4.000 tentara Rusia telah tewas dalam invasi Moskow ke Ukraina yang telah berlangsung selama hampir dua minggu. Masalah ini diketahui oleh Direktur Badan Intelijen Pertahanan Pentagon, Letnan Jenderal Scott Berrier, selama sidang Komite Intelijen DPR AS.
Namun Berrier menambahkan bahwa perkiraan itu dianggap dibuat dengan “keyakinan rendah” karena dicapai dengan menggabungkan sumber intelijen dan data dari sumber terbuka. Pada 2 Maret, Rusia – yang jarang mengungkapkan jumlah korban tewas militernya – mengatakan 498 anggota pasukannya telah tewas, tetapi pada saat itu, Ukraina mengklaim mereka yakin jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi, kutip AFP.
Menurut Direktur Central Intelligence (CIA), William Burns, dia yakin perang Ukraina-Rusia didorong oleh “keinginan pribadi” Presiden Rusia Vladimir Putin. “Dia telah lama diganggu oleh rasa bersalah dan ambisi yang tinggi,” kata Burns, seraya menambahkan bahwa dia memperkirakan beberapa minggu mendatang akan melihat tindakan Rusia yang lebih agresif terhadap Ukraina “tanpa memperhatikan nyawa warga sipil”.
Namun, dia yakin bahwa rakyat Ukraina akan terus “menentang dengan keras dan efektif”.
Direktur Intelijen Nasional (DNI), Avril Haines, mengatakan bahwa Putin tidak mengharapkan sanksi ekonomi, perdagangan, dan diplomatik global yang begitu besar terhadap Rusia. Dia menambahkan penilaian DNI menemukan Putin tidak mungkin terhambat oleh sanksi semacam itu dan menganggap konflik itu sebagai “perang di mana dia tidak bisa kalah”. (NE)