Indonesiainside.id, Jakarta – Dua minggu setelah Rusia meluncurkan kampanye militer di Ukraina, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan siap untuk berkompromi atas status Semenanjung Krimea dan wilayah yang memisahkan diri lainnya.
“Saya pikir mengenai wilayah yang diduduki sementara dan republik semu tidak diakui oleh siapa pun kecuali Rusia. kita dapat berdiskusi dan menemukan kompromi tentang bagaimana wilayah-wilayah ini akan berlanjut,” kata Zelenskiy kepada ABC News pada hari Senin.
“Saya siap untuk berdialog, kami belum siap untuk kapitulasi,” tambahnya.
Beberapa hari sebelum memulai serangan terhadap Ukraina pada 24 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui wilayah Lugansk dan Donetsk yang memisahkan diri di Ukraina timur sebagai “republik merdeka.”
Rusia pada hari Senin menetapkan kondisi untuk menghentikan serangan militer, mengatakan Kiev perlu “mengakui bahwa Krimea adalah wilayah Rusia,” dan Donetsk dan Lugansk adalah “negara merdeka.”
Zelensky berkata, “Yang penting bagi saya adalah bagaimana orang-orang di wilayah-wilayah yang ingin menjadi bagian dari Ukraina akan hidup.”
“Saya pikir dia mampu menghentikan perang yang dia mulai,” kata Zelensky.
“Ukraina siap untuk melawan Rusia sepanjang hidup mereka.”
Zelensky sekali lagi juga mengulangi permohonannya agar Amerika Serikat dan sekutu Baratnya mengamankan wilayah udara negaranya dengan memberlakukan zona larangan terbang.
Dia mengatakan bahwa perang di negaranya tidak akan berhenti dan bahwa serangan terhadap kebebasan di sana akan mempengaruhi seluruh dunia.
“Hari ini, perang ada di sini. Besok, itu akan berada di Lithuania, kemudian di Polandia, kemudian di Jerman,” kata Zelensky. “Ini serius. Amerika Serikat masih jauh, tetapi dalam beberapa hari terakhir, saya merasa bahwa Amerika Serikat lebih dekat dengan kami,” kata mantan komedian itu.
Terlepas dari permohonan Zelensky, Washington dan sekutu NATO-nya menentang pembentukan zona larangan terbang di Ukraina. Mereka mengatakan langkah seperti itu dapat menyebabkan “perang penuh di Eropa.”
Putin juga memperingatkan pada hari Sabtu bahwa negara-negara yang memberlakukan zona larangan terbang seperti itu akan dianggap berpartisipasi dalam konflik. Dia mengatakan memberlakukan zona larangan terbang akan memiliki “konsekuensi kolosal dan bencana tidak hanya untuk Eropa tetapi juga seluruh dunia.”(Nto)