Indonesiainside.id, Jakarta – Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan sudah memantau program senjata biologis yang dikembangkan oleh Pentagon di negara-negara bekas Soviet. Secara khusus, temuan terbaru menyebutkan adanya jaringan lebih dari 30 laboratorium biologis dibentuk di wilayah Ukraina.
Wakil Menteri Luar Negeri untuk Urusan Politik Amerika, Victoria Nuland mengakui bahwa Ukraina menjadi lokasi yang disebutnya sebagai “fasilitas penelitian biologis,”. Dia menambahkan bahwa Amerika Serikat khawatir laboratorium itu di bawah kendali pasukan Rusia.
“Ukraina memiliki fasilitas penelitian biologi, yang sebenarnya kami sekarang cukup khawatir pasukan Rusia mungkin berusaha untuk mendapatkan kendali, jadi kami bekerja dengan Ukraina untuk mencegah bahan penelitian tersebut jatuh ke tangan pasukan Rusia,” kata Nuland dilansir Sputnik, Rabu (9/3).
Kementerian Pertahanan Rusia baru-baru ini menerbitkan dokumen yang menunjukkan bahwa Ukraina telah diperintahkan untuk membumihanguskan semua jejak program senjata biologis.
Di antara yang dihancurkan adalah patogen berbahaya pada 24 Februari, termasuk antraks, kolera, dan wabah, bahan biologis yang melanggar Konvensi Senjata Biologis dan Racun (BTWC).
“Sekarang dokumen-dokumen tersebut sedang dianalisis oleh spesialis militer dari pasukan perlindungan radiasi, kimia dan biologi Rusia,” kata juru bicara kementerian Igor Konashenkov, seraya menambahkan bahwa Pentagon telah mengalami kesulitan dalam melanjutkan eksperimen biologis rahasianya dengan dimulainya operasi khusus Rusia di Ukraina.
“Untuk mencegah pengungkapan fakta pelanggaran oleh Amerika Serikat dan Ukraina Pasal 1 Konvensi PBB tentang Larangan Senjata Bakteriologis dan Racun oleh Kementerian Kesehatan Ukraina, instruksi penghapusan segera stok patogen berbahaya yang disimpan dikirim ke semua biolaboratorium,” kata Konashenkov.
Dalam waktu dekat, kementerian akan merilis analisis dokumen yang diterima.(Nto)