Indonesiainside.id, Jakarta – Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah menguasai wilayah selatan Ukraina Kherson ketika operasi militer Rusia memasuki hari ke-20.
“Angkatan bersenjata Federasi Rusia telah mengambil kendali penuh atas semua wilayah wilayah Kherson,” kata juru bicara kementerian itu, Igor Konashenkov, pada briefing pada hari Selasa, tanpa elaborasi lebih lanjut.
Kota Kherson, ibu kota provinsi berpenduduk hampir 250.000 orang, adalah pusat kota utama pertama yang ditangkap oleh pasukan Rusia setelah Moskow meluncurkan kampanye militer melawan Ukraina pada 24 Februari.
Juru bicara itu juga mengatakan bahwa pasukan Rusia menyita 10 sistem rudal anti-tank Javelin buatan Amerika dan sejumlah senjata lain yang diberikan kepada Ukraina oleh negara-negara Barat.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan “operasi militer khusus” pada 24 Februari, yang bertujuan untuk “demiliterisasi” wilayah Donetsk dan Lugansk, yang sebagian besar dihuni oleh etnis Rusia, di Ukraina timur.
Pada tahun 2014, kedua wilayah – yang secara kolektif dikenal sebagai Donbass – menyatakan diri sebagai republik baru, menolak untuk mengakui pemerintah Ukraina yang didukung Barat.
Di sisi lain, beberapa pejabat AS mengklaim bahwa Moskow telah meminta china untuk peralatan militer setelah meluncurkan operasi di Ukraina. Klaim tersebut dibantah oleh Kremlin.
Beijing juga menolak klaim pada hari Selasa, mencatat bahwa Washington telah menyebarkan “disinformasi jahat” yang berisiko meningkatkan situasi.
“AS telah berulang kali menyebarkan disinformasi jahat terhadap China tentang masalah Ukraina,” kata kedutaan Besar China di London kepada Reuters dalam sebuah pernyataan, mencatat bahwa “China telah memainkan peran konstruktif dalam mempromosikan pembicaraan damai.”
“Prioritas utama sekarang adalah untuk meredakan situasi, alih-alih menambahkan bahan bakar ke api, dan bekerja untuk penyelesaian diplomatik daripada lebih meningkatkan situasi,” tambah pernyataan itu.(Nto)