Indonesiainside.id, Jakarta – Tembak menembak antara polisi Rio de Janeiro dan anggota geng penyelundup narkoba menewaskan 21 orang. Menurut pihak berwenang, operasi itu difokuskan untuk menemukan dan menangkap pemimpin kriminal kelompok penyelundup narkoba, beberapa di antaranya berasal dari negara bagian lain.
Seorang wanita tewas juga setelah terkena peluru nyasar selama baku tembak antara anggota geng dan polisi di favela Vila Cruzeiro.
Jumlah orang yang terbunuh menjadikan ini salah satu operasi polisi terburuk di Rio. Terjadi satu tahun setelah serangan polisi di favela Jacarezinho, yang mengakibatkan kematian 28 orang dan memicu tuduhan kebrutalan dan eksekusi langsung.
Di Rio, di mana pepatah lokal mengatakan, “Penjahat yang baik adalah penjahat yang sudah mati,” insiden itu memicu demonstrasi dan menghidupkan kembali perdebatan tentang penggunaan kekuatan polisi yang benar.
Penduduk mengatakan di media sosial bahwa penembakan berat dimulai dalam kegelapan pada pukul 4 pagi di daerah hutan dekat Vila Cruzeiro, menyebabkan kepanikan dan ketakutan di daerah kumuh. Menurut seorang fotografer Reuters di lokasi tersebut, tembakan kembali terjadi pada sore hari.
Tujuh orang, termasuk seorang polisi, dibawa ke rumah sakit.
Operasi polisi, termasuk melibatkan sebuah helikopter, menargetkan para pemimpin geng kriminal terorganisir terbesar di Rio, Comando Vermelho (Komando Merah), yang diyakini berlindung di dekat Vila Cruzeiro.(Nto)