Indonesiainside.id, Jakarta – Rakyat Ukraina memperingati Hari Kemerdekaan negara itu di tengah langkah-langkah keamanan yang ketat karena kekhawatiran akan serangan baru dari Rusia. Hari Kemerdekaan di Kyiv biasanya melihat parade militer besar-besaran melalui pusat kota.
Tapi acara publik di ibu kota telah dilarang karena kekhawatiran mereka bisa menjadi target. Itu terjadi pada hari yang sama invasi Rusia ke negara itu mencapai tanda bulan keenam.
Para pejabat AS mengatakan Rusia kemungkinan akan meningkatkan upayanya untuk menyerang sasaran sipil.
Sedangkan Presiden Zelensky telah memperingatkan Rusia tentang “tanggapan yang kuat” terhadap setiap serangan yang bertepatan dengan Hari Kemerdekaan negara itu.
Seperti diketahui, ketegangan sangat tinggi antara dua negara setelah ledakan di Krimea yang diduduki Rusia dan pembunuhan komentator politik Rusia Daria Dugina.
Sementara itu, dalam pernyataan terbarunya, Kementerian Pertahanan Inggris (MoD) telah merefleksikan konflik dan posisi pasukan Rusia sekarang.
Dikatakan bahwa Presiden Vladimir Putin telah berusaha untuk memperkuat pengaruh Rusia di Ukraina sejak 2014, tetapi setelah menyerang enam bulan lalu Moskow menyadari bahwa mereka membutuhkan lebih banyak “tujuan sederhana” setelah tujuannya untuk “menggulingkan pemerintah dan menduduki sebagian besar negara” telah gagal.
Kementerian Pertahanan mengatakan bahwa serangan Rusia di wilayah Donbas timur “membuat kemajuan minimal” dengan “serangan balik besar Ukraina” yang diantisipasi.
Dikatakan bahwa Rusia menderita kekurangan amunisi, kendaraan dan personel, dengan moral “buruk” di antara banyak pasukan dan tentara “terdegradasi secara signifikan”.
“Kekuatan diplomatiknya telah berkurang dan prospek ekonomi jangka panjangnya suram. Enam bulan dan perang Rusia telah terbukti mahal dan berbahaya secara strategis,” tambah Kementerian Pertahanan.(Nto)