Indonesiainside.id, Ankara – Pemerintahan Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan kembali melakukan operasi besar-besaran untuk menangkap warganya. Ratusan orang baik laki-laki maupun perempuan ditangkap atas perintah pemerintah.
Bahkan ada yang rumahnya ikut rusak karena operasi ini, lansir media lokal BoldMedya, dipantau Jumat (21/10).
Operasi yang dilakukan di 59 provinsi pada Selasa (18/10), itu atas perintah Kementerian Dalam Negeri. Sebanyak 543 dari 704 orang yang surat perintah penahanannya dikeluarkan oleh kementerian dikabarkan telah ditahan.
Menurut keterangan media lokal, dalam penggerebekan sebuah rumah di Ankara, seorang ibu yang tengah membuat kue untuk putrinya, dibawa paksa ke kantor polisi oleh 10 petugas setelah rumah mereka diporak-porandakan.
Selain itu, informasi yang beredar di kalangan media, bahwa mereka yang menjadi target, selama 8 bulan ini telah dimata-matai saat mengambil uang dari ATM, mengirim bubur buah, kerupuk dengan paket kargo dan aktivitas lainnya.
Menteri Dalam Negeri Süleyman Soylu dalam pernyataannya menyebutkan, bahwa 543 dari 704 orang ditahan karena diduga membantu keluarga mereka yang memiliki permasalahan hukum, termasuk mereka yang tengah ditahan karena masalah politik dan kaitannya dengan ulama turki Fethullah Gulen.
“Operasi yang dilakukan serentak di 59 provinsi itu diambil dari nama Kepala Departemen EGM TEM Gazi Turgut Aslan yang terluka pada 15 Juli lalu,” kata Soylu.
Diketahui 19 orang di Bursa, 40 orang di Kütahya dan 87 orang di Ankara telah diamankan dalam operasi tersebut sejauh ini. Di antara 87 orang yang ditahan di Ankara atas perintah Kepala Kantor Kejaksaan Umum Ankara adalah ibu dan bibi dari tiga saudara perempuan yang ayahnya telah dipenjara selama 6 tahun.
Seorang kerabat keluarga yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, “Pagi ini, seorang ibu dengan tiga anak perempuan dibawa saat membuat kue untuk anak-anaknya. Mereka tetap menangkapnya meski berkasnya tidak disetujui, 10 polisi memaksa masuk, mereka membuat rumahnya berantakan, tapi Ibu itu tetap menyiapkan makan anak-anak sebelum dia dibawa paksa pergi.”
“Dia meninggalkan tiga anak perempuan yang masih kecil, sedangkan sang ayah sudah dipenjara selama 7 tahun. Mereka juga membawa bibinya yang juga memiliki seorang anak,” katanya.
“Istri pamannya itu telah dipenjara selama 4 tahun. Kini, tiga anak perempuan dan seorang sepupu ditinggalkan tanpa seorang ibu hari ini,” tambahnya.
Disebutkan pula, bahwa di antara mereka yang ditahan adalah istri pasien kanker Fatimatülzehra Babacan, yang dipenjara di kota Afyon.
Sementara itu aktivis hukum dan kemanusiaan Advocates of Silenced Turkey mengkritik keras penangkapan tersebut. Menurutnya, lembaga internasional harus bersuara atas kejadian ini.
“704 orang ditahan di lebih dari 50 kota di #Turki karena memberikan bantuan kemanusiaan kepada orang-orang yang dibersihkan dan keluarga mereka. Kami mendesak komunitas hak asasi manusia internasional untuk mengambil tindakan segera untuk mengakhiri praktik melanggar hukum Turki,” ujarnya di Twitter resminya.
Kondisi di Turki semakin memprihatinkan karena Pemerintah Erdogan saat ini juga menargetkan keluarga atau kerabat orang-orang yang tengah menjalani proses hukum, atau yang tengah di penjara karena berkaitan dengan gerakan damai ulama Fethullah Gulen, meski hingga kini belum ada bukti keterlibatannya dalam kudeta di Turki.
Mereka yang membantu anggota keluarganya yang ditahan atau tengah bermasalah hukum maka risikonya harus siap ditangkap polisi. (*)