Indonesiainside.id
No Result
View All Result
  • Home
  • Populer
  • Pemilu 2024
  • News
  • Ekonomi
  • Risalah
  • Narasi
  • Home
  • Populer
  • Pemilu 2024
  • News
  • Ekonomi
  • Risalah
  • Narasi
Indonesiainside.id
Home News Internasional

Insiden Balon Mata-Mata China Picu Ketegangan Politik di Amerika

Oleh Eko Pujianto
Senin, 06/02/2023 11:20
Pesawat tempur Amerika mendekati balon mata-mata milik china.

Pesawat tempur Amerika mendekati balon mata-mata milik china.

FacebookTwitterWhatsapp

NEW YORK – Perpecahan politik terjadi di Amerika menyikapi penembakan jatuh balon mata-mata China, di mana pemerintah Biden mempertahankan langkah yang dilakukan di lepas pantai Samudera Atlantik, sementara Partai Republik menilai balon itu sedianya ditembak jatuh lebih dari seminggu lalu sebelum terbang melintasi instalasi militer utama di seluruh Amerika.

Menteri Transportasi Pete Buttigieg dalam program “State of the Union” di stasiun televisi CNN mengatakan pengerahan balon oleh China itu merupakan “intrusi yang tidak dapat diterima terhadap kedaulatan Amerika.”

Namun ditambahkannya, militer Amerika – atas perintah Presiden Joe Biden Rabu lalu (1/2) – telah menembak jatuh balon itu pada hari Sabtu (4/2) tanpa menimbulkan dampak pada properti atau orang, setelah mengkaji risiko yang ditimbulkan” jika melakukannya di daratan Amerika.

“Ini dilakukan dengan cara-cara yang sangat efektif,” ujarnya dilansir VOA Indonesia.

Baca Juga:

Balon Mata-Mata China yang Ditembak Jet Tempur Raptor Amerika Isinya Ngeri

Balon Mata-Mata China Ditembak Jatuh Jet Tempur Amerika

Puing-puing serangan rudal pada balon, yang melayang di ketinggian lebih dari 18.000 meter itu mendarat sekitar 10 kilometer dari garis pantai negara bagian South Carolina di selatan Amerika. Buttigieg mengatakan puing-puing itu membentang lebih dari 11 kilometer.

Kapal Angkatan Laut Amerika mengumpulkan puing-puing itu dari laut, dan kemudian mengirimnya ke laboratorium Biro Penyidik Federal FBI di luar Washington DC untuk dilakukan analisa lebih lanjut.

Anggota-anggota parlemen dari Partai Republik mengecam Biden karena tidak menembak jatuh balon itu ketika pertama kali terlihat pada 28 Januari lalu di Kepulauan Aleutian, di barat laut negara bagian Alaska, dibandingkan membiarkannya melayang dari barat ke timur selama satu minggu di seluruh daratan Amerika, termasuk melintasi banyak pangkalan militer.

China mengatakan balon itu mengumpulkan data meteorologi dan didorong oleh arus angin hingga melintas ke Amerika. Namun Amerika menepis itu sebagai kedok untuk misi pengumpulan informasi intelijen. China belum mengatakan ke mana tujuan balon tersebut.

Para pejabat militer Amerika mengatakan informasi intelijen apapun yang mungkin dikirim balon itu kembali ke China tidak penting dan tidak berbeda dengan yang dikumpulkan China dan Amerika lewat satelit mata-mata masing-masing, yang diarahkan ke wilayah masing-masing.

Senator Partai Republik dari negara bagian Arkansas, Tom Cotton mengecam Biden dalam program “Fox News Sunday” di stasiun televisi Fox; dengan mengatakan misi balon itu adalah “pengingat tentang kemampuan China” dan bahwa hal itu “merupakan penghinaan yang memalukan” bagi Amerika.

Sementara Senator Marco Rubio dari negara bagian Florida mengatakan pada CNN, “ada pesan di balik ini” dari China. “Ini adalah kegagalan yang tidak saya mengerti. Mengapa membiarkannya terbang melintasi negara di atas pangkalan-pangkalan militer? Jika kita menerbangkan sesuatu di atas China, mereka akan menembak jatuh.”

Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan mengatakan penembakan balon itu oleh Amerika adalah “reaksi berlebihan yang jelas dan pelanggaran serius terhadap praktik standar internasional,” dan mengulangi klaimnya bahwa balon itu digunakan untuk penelitian meteorologi.

Balon itu pertama kali memasuki zona identifikasi udara Amerika lebih dari satu minggu lalu, dan kemudian menyebrang ke wilayah udara Kanada.

Departemen Pertahanan Amerika mengatakan balon itu masuk kembali ke wilayah udara Amerika pada 31 Januari. Balon itu tampak terbang melintasi Montana pada hari Kamis (2/2) di mana rudal nuklir Amerika berada. Amerika mengatakan telah mengambil langkah-langkah teknologi untuk mencegah balon itu mengumpulkan informasi apapun saat melintas.

Mantan analis China di CIA, Dennis Wilder mengatakan pada VOA bahwa insiden itu terjadi di saat sensitif bagi pemimpin China. “Presiden Xi Jinping sedang melakukan apa yang saya sebut sebagai serangan pesona yang dimulai setelah dicabutnya kebijakan nol COVID, mengakhiri pembatasan lockdown COVID-19,” ujar Wilder seraya menambahkan “Dia ingin memberitahu dunia bahwa China terbuka untuk bisnis. Ia sangat ingin melihat kembalinya para investor Amerika.”

Wilder mengatakan menurutnya insiden itu akan memicu babak baru ketegangan hubungan Amerika-China. “Jika Amerika dapat memperoleh informasi dari lautan yang menunjukkan bahwa ini memang misi mata-mata dan bukan misi meteorologi, dan menunjukkan bukti itu kepada China, maka kita akan mempermalukan China,” ujarnya.

“Kita mungkin akan sangat mempermalukan Tentara Pembebasan Rakyat. Jadi saya pikir ini bakal sulit ditasi, terutama jika Amerika mengungkapkan informasi ini secara terbuka. Jadi bakal ada periode yang menegangkan kelak.”

Balon lain milik China juga terlihat terbang di atas Amerika Latin. (Nto/VOA)

Tags: Balon Mata-Mata
Previous Post

Balon Mata-Mata China Ditembak Jatuh Jet Tempur Amerika

Next Post

10 Akhlak Mulia Dalam Al Quran

Rekomendasi Berita

Wali Kota Makassar Cerita Pengalaman Pertamanya Naik Kapal INS Francesco
Headline

Wali Kota Makassar Cerita Pengalaman Pertamanya Naik Kapal INS Francesco

10/06/2023
Ketua DPR: Pers Harus Independen
Headline

Puan Puji Putri Ariani Dapatkan Golden Buzzer di America’s Got Talent

09/06/2023
DPR Minta Proyek Kereta Cepat Diaudit terkait Pembengkakan Biaya Rp4,1 Triliun
Headline

Awas Pencurian, Pengawasan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Perlu Diperketat

09/06/2023
Kemenkes-BMF Lakukan Kolaborasi Perbaiki Pelayanan Kesehatan RI
Headline

Kemenkes-BMF Lakukan Kolaborasi Perbaiki Pelayanan Kesehatan RI

09/06/2023
Pemkab Tangerang Tekan Kasus Stunting dari 9.000 Jadi 6.000 Kasus pada 2023
Headline

Pemkab Tangerang Tekan Kasus Stunting dari 9.000 Jadi 6.000 Kasus pada 2023

09/06/2023
Haedhar Nasir
Headline

Ketum Muhammadiyah Beri Pesan pada Capres, Fokusi Bidang Ini

09/06/2023

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

kacamata_channel kacamata_channel kacamata_channel

Berita Terkini

Wali Kota Makassar Cerita Pengalaman Pertamanya Naik Kapal INS Francesco

Wali Kota Makassar Cerita Pengalaman Pertamanya Naik Kapal INS Francesco

10/06/2023 07:35
Ketua DPR: Pers Harus Independen

Puan Puji Putri Ariani Dapatkan Golden Buzzer di America’s Got Talent

09/06/2023 19:45
DPR Minta Proyek Kereta Cepat Diaudit terkait Pembengkakan Biaya Rp4,1 Triliun

Awas Pencurian, Pengawasan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Perlu Diperketat

09/06/2023 18:49
Kemenkes-BMF Lakukan Kolaborasi Perbaiki Pelayanan Kesehatan RI

Kemenkes-BMF Lakukan Kolaborasi Perbaiki Pelayanan Kesehatan RI

09/06/2023 16:37

Berita Populer

Tutup Festival Syawal, LPPOM MUI Beri Sertifikat Halal kepada RPH

08/06/2023 14:47

Kemenag Rencanakan Kompetisi Robotik Madrasah Digelar Oktober di Luar Jawa

08/06/2023 14:22

Catat Hasil Positif, Menko Airlangga Lakukan Penguatan Kemitraan Indonesia-Inggris

08/06/2023 11:17

Bendungan Kakhova Jebol, Putin Sebut Tindakan Biadab

08/06/2023 11:20