JAKARTA – Seorang bos hotel Jepang yang terpaksa meminta maaf setelah diketahui bahwa air mandi spa mereka hanya diganti dua kali setahun ditemukan tewas dengan catatan bunuh diri.
Makoto Yamada, 70, ditemukan di celah gunung di kota Chikushino, Prefektur Fukuoka, pada Minggu pagi.
Kematian Makoto Yamada diduga bunuh diri karena merasa malu setelah diketahui bahwa bisnis pemandian air panas yang dikelolanya hanya mengganti air dua kali dalam setahun.
Yamada adalah mantan presiden penginapan tradisional berusia 158 tahun Daimaru Besso di Chikushino, yang pernah dikunjungi oleh Kaisar Hirohito. Dia baru berhenti dari pekerjaannya di hotel tersebut 10 hari sebelum kematiannya pada 2 Maret.
Hotel ini berada di bawah pengawasan ketat setelah pemeriksaan pada bulan November ketika ditemukan bahwa bakteri legionella dengan intensitas 3.700 kali lipat dari batas yang diizinkan. Legionella dapat menyebabkan pneumonia parah yang disebut penyakit Legionnaire.
Legionella merupakan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti infeksi paru-paru. Bakteri ini biasanya ditemukan di air, termasuk pemandian air panas.
Catatan Yamada itu berbunyi:
“Saya sangat menyesal. Saya merasa bertanggung jawab secara moral atas semuanya. Tolong urus sisanya,” kata Makoto Yamada.
“Saya mengatakan kepada staf saya bahwa tidak apa-apa untuk tidak mengganti air pemandian karena lebih sedikit orang yang menggunakannya,” kata Makoto Yamada dalam konferensi pers akhir bulan lalu dikutip dari The Straits Times, Senin (13/3).
Makoto Yamada juga mengaku pemahamannya tentang hukum masih lemah sehingga menilai bakteri Legionella adalah bakteri biasa yang bisa ditemukan di mana saja.
Intensitas pergantian air memang menurun sejak Desember 2019, apalagi jumlah tamu juga menurun di masa pandemi COVID-19.
Yamada telah diinterogasi oleh petugas selama sekitar enam jam pada 10 Maret dan dia dipanggil lagi keesokan harinya tetapi tidak muncul di kantor polisi.
Setelah pemeriksaan mata air panas penginapan, ternyata air mandi hanya diganti dua kali setahun, bukan mingguan.
Pemerintah Prefektur Fukuoka mengajukan pengaduan terhadap penginapan tersebut kepada polisi pada tanggal 8 Maret di mana mereka menuduh mereka melanggar Undang-Undang Pemandian Umum dengan berbohong bahwa mereka mengganti air mandi lebih sering daripada yang sebenarnya.
Dia mengaku menginstruksikan staf untuk secara ilegal memberikan catatan klorinasi palsu kepada pejabat kesehatan masyarakat.(Nto)