Oleh: Suandri Ansah |
Salah satu sektor yang nilai korupsinya besar menurut Novel Baswedan adalah sektor pangan
Indonesiainside.id, Jakarta — Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyebut korupsi yang terjadi sekarang ini dilakukan secara sistematis dan massif.
Novel bahkan menyebut korupsi sistematis terjadi di segala bidang, termasuk di sektor sumber daya alam (SDA). Salah satu sektor yang nilai korupsinya besar menurut Novel adalah sektor pangan.
“Saya mendapatkan fakta bahwa hampir semua masalah distribusi pangan dan terkait memiliki nilai korupsi yang besar sekali. Sekalipun jenis makanan sehari-hari,” katanya di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (26/1).
Novel mengungkapkan, wilayah distribusi bahan pangan saat ini banyak dikuasai mafia. Seolah-olah tidak ada pihak yang merasa berkepentingan untuk memberantas mafia itu.
Menurutnya, sudah jadi rahasia umum bahwa semua jenis korupsi yang memiliki keuntungan besar selalu menarik perhatian oknum aparat dan penyelenggara negara.
“Penegakkan hukum malah terlibat, seharusnya mereka yang menjaga agar tidak terjadi korupsi, ini malah berlangsung begitu saja dan hampir bisa dikatakan bebas,” imbuhnya.
Wakil Ketua KPK Laode M. Syarif juga pernah bicara senada. Dia menyatakan bahwa banyak sekali sumber daya alam (SDA) di Indonesia yang diperjualbelikan dengan murah oleh para pejabat.
“Ingat yang bisa ditangkap itu hanya sebagian kecil dari sebagian besar yang belum tertangkap,” kata Laode M. Syarif dalam acara diskusi “Melawan Korupsi di Sektor Sumber Daya Alam” di Gedung KPK RI, Jakarta, Jumat (25/1) kutip Antara.
April tahun lalu, Staf Khusus Menteri Bidang Kebijakan Kementerian Pertanian (Kementan), Sukriansyah S Latief membantah pernyataan serupa yang diungkapkan Ketua KPK periode 2011-2015 Abraham Samad.
Kementan dinyatakan telah melakukan demosi dan mutasi terhadap 1.296 pegawai, termasuk di antaranya 435 pegawai Badan Karantina Pertanian sebagai upaya bersih-bersih dari tindakan KKN.
“Tapi, ketika masalahnya seperti itu, dan mereka tahu ada korupsi tetapi diam saja, saya melihatnya mereka tak punya nasionalisme,” kata Novel. (Kbb)