Oleh: Arif S
Indonesiainside.id, Jakarta – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, menyayangkan tindak kekerasan yang menimpa mahasiswa Papua di Surabaya dan tempat lainnya. Ia pun mengaku prihatin atas peristiwa tersebut.
“Kami sangat prihatin dengan serangkaian peristiwa bernuansa kekerasan terkait dengan mahasiswa dan masyarakat Papua,” kata Mu’ti saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (20/8). Mu’ti meminta semua pihak bisa tetap menahan diri dan tidak terpengaruh dengan berbagai informasi yang beredar, terutama di media sosial, agar suasana tidak semakin memanas.
Ia menengarai, banyak informasi yang beredar di media sosial tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaran dan sumbernya, sehingga dapat memperkeruh suasana. Masyarakat diharapkan tidak terpengaruh upaya adu domba yang dilakukan pihak-pihak yang memancing di air keruh.
Sebelumnya, polisi menangkap 43 mahasiswa asal Papua. Polisi menggerebek asrama mahasiswa Papua yang berada di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur. Beberapa kelompok masyarakat ikut serta dalam penggerebegan tersebut.
Pimpinan Polrestabes Surabaya menyatakan penangkapan itu berkaitan dengan perusakan dan pembuangan bendera merah-putih ke selokan yang diduga dilakukan oleh mahasiswa Papua. Sejauh ini belum jelas benar siapa yang membuang bendera tersebut.
Penangkapan tersebut memancing kerusuhan di beberapa tempat di Papua dan Papua Barat, seperti Manokwari dan Sorong. Apalagi kemudian beredar isu perlakuan rasis terhadap mahasiswa Papua. (AS)