Oleh : Achmad Syaiful
Pospapua.com, Jayapura – Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano mulai marah akibat aksi rusuh, brutal, dan anarki para pengunjuk rasa. Dengan mendompleng aksi antirasisme terhadap mahasiswa Papua, massa nyaris memorak-perandakan titik-titik vital di Ibu Kota Papua itu.
Menghadapi situasi itu, Wali Kota turun langsung menenangkan warga dan ikut menghalau massa yang akan turun lagi hari ini, Jumat (30/8). Dia mengutuk keras aksi unjuk rasa susulan ribuan massa dengan dalih untuk memprotes tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua di halaman Kantor Gubernur Papua, Kamis (29/8).
Tomi Mano menilai aksi unjuk rasa itu bukan lagi penyampaian pendapat, melainkan aksi rusuh dan anarkistis. Ini tidak ditolerir lagi dan harus dihentikan.
“Ini bukan lagi penyampaian aspirasi tetapi sudah rusuh dan anarki. Saya tak setuju,” tegasnya saat menemui masyarakat yang berupaya menghalau massa rusuh di pertigaan Entrop, Kota Jayapura, Jumat (30/8).
Seharusnya, menurut Tomi, penyampaian pendapat cukup dilakukan sekali. Setelah itu aparat dan pemerintah diberi kesempatan untuk menindaklanjuti tuntutan mereka. Namun ini tidak, aksi dilanjutkan dengan melakukan pembakaran dan perusakan.
“Kalau sudah demo, ya sudah satu kali. Lalu sampaikan kepada Pemerintah Provinsi Papua. Aksi sebelumnya sudah disampaikan dan ditindaklanjuti Panglima dan Kapolri,” katanya.
Dia pun mengutuk keras tindakan pengunjuk rasa yang anarkistis dan menyebabkan kelumpuhan di Kota Jayapura. Aksi anarkistis itu pun telah membuat perekonomian di Kota Jayapura tidak berjalan normal.
“Saya mengutuk perbuatan mereka, harusnya tidak boleh ada anarki. Kalau menyampaikan aspirasi disampaikan secara damai. Didampingi aparat jangan malah membantai orang yang tak bersalah,” ujarnya.
Salah seorang masyarakat mengaku kecewa lantaran tidak ada aparat keamanan yang berjaga-jaga saat aksi rusuh pengunjuk rasa. Kekecewaan ini disampaikan kepada Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano di lapangan.
“Kenapa tak ada aparat yang menjaga kami saat mereka anarkis. Kami jadi korban, kini mata pencarian kami sudah hilang akibat dibakar. Makanya kami berjaga-jaga sendiri karena tak ada pihak keamanan hingga pagi hari ini,” tuturnya.
Wakapolres Jayapura Kota Kompol Heru Hidayanto menjamin keamanan di Kota Jayapura. Sebanyak 1.200 personel Brimob telah dikirim ke Jayapura untuk membantu keamanan.
“Atas nama Kapolda dan Kapolres, saya sampaikan menjamin keamanan bagi seluruh masyarakat di Kota ini. Bahkan pimpinan Polri sudah mengirim 1.200 pasukan Brimob Nusantara ke Papua, untuk membantu keamanan,” katanya.
Sebelumnya, aktivitas perkantoran dan perekonomian di Kota Jayapura lumpuh total akibat kerusuhan dalam aksi unjuk rasa ribuan massa di halaman Kantor Gubernur Papua, Dok II Jayapura, Kamis (29/8). Kerusuhan ini menyebabkan puluhan bangunan, sepeda motor dan mobil ludes dibakar.
Pecahnya kerusuhan di Jayapura menyebabkan jaringan telekomunikasi seluler dan aliran listrik ke rumah pemukiman warga terputus. Kondisi ini menyebabkan situasi Kota Jayapura masih mencekam. (Asi/Aza/INI Network)