Oleh: Ahmad ZR
Indonesiainside.id, Jakarta — Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin didapuk sebagai pembicara tamu dalam malam kebudayaan di acara Muktamar Pemikiran Santri Nusantara di Pesantren Asshiddiqiyah, Jakarta Barat. Di awal sambutannya, ia menceritakan bahwa kedatangannya ke pesantren mendadak diberitahu panitia.
“Baru malam ini saya mengikuti acara dimana agendanya nggak jelas. Maksud saya, siapa saja narasumbernya, lalu saya disuruh bicara apa, hostnya juga nggak tahu,” kata dia berkelakar disambut riuh tawa ratusan santri.
Berbicara malam kebudayaan, ia menyindir tradisi santri yang terjebak oleh romantisme perasaan cinta. Suasana seperti ini seringkali menjadikan santri lupa dengan tujuan awalnya, yaitu menuntut ilmu.
Namun ia juga mengakui inovasi santri dalam mengungkapkan perasaannya tidak melulu terkait rasa suka, melainkan menyitir beberapa pepatah Arab. Ini dinilai menambah khazanah dan wawasan santri.
“Santri itu biasa buat surat dan ungkapan santri bukan hanya soal hatinya, tapi juga menyitir sastra Arab yang indah,” tuturnya.
Meski begitu, santri jarang terlarut dalam romantika berlebihan karena ketatnya aturan di pesantren. Dinamika ini selalu menambah bumbu-bumbu pengalaman mengesankan selain menimba ilmu.
“Ketika ditolak, santri tak pernah putus hati apalagi sampai bunuh diri karena dia merasa target yang ditujukan belum yakin dengan pesan yang dikirimkan he he he,” katanya berseloroh. (Aza)