• Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Contact us
8 December 2019 | 19:45
Indonesia Inside
  • Home
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Hukum
    • Humaniora
    • Nusantara
    • Politik
  • Ekonomi
  • Khazanah
  • Metropolitan
  • Serba-serbi
    • Foto
    • Infografis
    • Tips-tips
    • Videografis
  • Lifestyle
  • Tekno
  • Olahraga
  • Narasi
  • INI Network
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Hukum
    • Humaniora
    • Nusantara
    • Politik
  • Ekonomi
  • Khazanah
  • Metropolitan
  • Serba-serbi
    • Foto
    • Infografis
    • Tips-tips
    • Videografis
  • Lifestyle
  • Tekno
  • Olahraga
  • Narasi
  • INI Network
No Result
View All Result
Indonesia Inside
No Result
View All Result
Home News Nasional

Pengamat: Beda Perlakuan Polisi ke Mahasiswa dan Separatis Papua

30/09/2019 | 13:30
Nasional, HEADLINE
0
Pengamat: Beda Perlakuan Polisi ke Mahasiswa dan Separatis Papua

Polisi memukuli mahasiswa ketika terjadi bentrok di depan kantor DPRD Sulsel Makassar , Selasa 24 September 2019. (ANTARA-FOTO/Abriawan Abhe)

Oleh: Muhajir

Indonesiainside.id, Jakarta – Pemerhati Politik, M Rizal Fadillah, menanggapi pengamaman aksi mahasiswa dan separatisme papua. Rizal menilai tindakan rezim Joko Widodo (Jokowi) saat ini semakin represif membungkam suara mahasiswa, hal ini terbukti dari dua mahasiswa yang meregang nyawa terkena peluru panas di Kendari dan juga penangkapan aktivis mahasiswa.

Padahal, yang dihadapi adalah mahasiswa yang bersuara menolak sejumlah RUU yang kontroversial. Bukan hanya mahasiswa yang menjadi korban tapi juga wartawan yang meliput tak luput dari aksi brutal aparat, padahal mereka jelas-jelas menggunakan ID atau tanda pengenal media.

“Yang dituntut adalah hal yang wajar bukan mengada-ada. Bahwa pola aksi lebih dari sekadar berani adalah khas mahasiswa yang memang berusia muda,” katanya melalui keterangannya hari ini (30/0).

BacaJuga

Jokowi Akan Luncurkan Program B30 Pertengahan November

Beri ‘Diskon’ ke Koruptor, Komitmen Jokowi Berantas Korupsi Diragukan

Dia mengatakan, jika berujung rusuh itu bukan murni dari mahasiwa. Kerusuhan selalu disebabkan kelompok penyusup. Akibatnya, ini seolah menjadi SOP dalam aksi.

“Gerakan mahasiswa itu murni sebagai wujud spirit perlawanan pada kebijakan rezim yang tidak adil. Di ruang pendidikan didoktrinkan untuk selalu memihak dan memperjuangkan kebenaran,” ujarnya.

Dia mengatakan, sudah dua kali rezim Jokowi menciptakan goresan luka yang tak mungkin terlupakan saat melalukan tindakan represif kepada aksi warga. Peristiwa 21-22 Mei lalu di depan Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat, brimob bertindak di luar kewajaran yang mengakibatkan banyak korban tewas dan luka.

Hal serupa dilakukan brimob saat mengawal gerakan aksi September 2019 di depan gedung DPR/MPR. Bahkan, aksi di daerah pun diwarnai bentrokan antara mahasiswa dan polisi. Korban di rumah sakit cukup banyak.

“Sikap keras ini berbeda dengan menghadapi aksi yang berbau separatisme di Papua. Mencolok sekali perbedaan cara menangani aksi-aksi sehingga inipun menjadi bahan cibiran,” ujarnya.

Rizal melanjutkan, terkait aksi kekerasan, radikal, dan intoleran aparat kepolisian yang menciptakan citra buruk bagi rezim pemerintahan Jokowi ini dapat dipandang ke dalam empat hal. Pertama, protap penanganan baik aspek institusional maupun kurikulum muatan penanganan ‘radikal dan intoleran’ di lingkungan lembaga pendidikan kepolisian, Brimob khususnya harus dipertanyakan.

Kedua, oknum yang bertanggung jawab atas tindakan represif harus diusut tuntas. Rizal mengusulkan tim independen.

“Tim internal kepolisian yang dibentuk untuk menyelidiki kasus 21-22 Mei dulu saja tidak jelas konklusinya. Masyarakat menilai penyelesaian lebih pada aspek politis daripada faktual dan adil,” kata Rizal.

Ketiga, jika aparat terus bertindak represif, maka tidak mustahil mahasiwa dan elemen lainnya akan melawan polisi. Simpati dan dukungan pada mahasiswa semakin besar. Mengingat polisi secara psiko politis berjalan sendiri, tidak terlalu solid dengan TNI, maka daya tahan akan semakin rapuh.

Keempat, konsep ‘democratic policing’ Tito Karnavian yang telah mampu menempatkan perwira politik di berbagai posisi strategis, terakhir Ketua KPK, akan rontok oleh kebijakan represif menangani aksi.

“Apa yang terjadi di lapangan itulah wajah kepolisian yang nyata. Sikap kasar dan brutal telah merusak konsep ‘polisi yang berperan di negara demokrasi’. Tesis menjadi berantakan oleh perilaku para komandan lapangan,” ucap dia. (EP)

Tags: #BaliTidakDiam#gejayanmemanggil#HidupMahasiswa#STMmelawan#SurabayaMenggugatDemo Mahasiswafaisal amirgejayan memanggilJoko WidodoKapolripelemahan KPKTito Karnavian

Berita Terkait

Merawat Ingatan Masalah HAM dan Kasus Korupsi yang Terabaikan
Nasional

Merawat Ingatan Masalah HAM dan Kasus Korupsi yang Terabaikan

8/12/2019 | 18:59
Kemenag Berwenang Terbitkan Sertifikasi Halal
Nasional

Kemenag Berwenang Terbitkan Sertifikasi Halal

8/12/2019 | 18:42
BBM Langka, SPBU di Kota Palu Tutup
Ekonomi

Ironi Calon Ibu Kota Baru, Masyarakat Kaltim Sulit dapat BBM

8/12/2019 | 18:29

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

BERITA TERKINI

Merawat Ingatan Masalah HAM dan Kasus Korupsi yang Terabaikan
Festival Bersama Kawan

Merawat Ingatan Masalah HAM dan Kasus Korupsi yang Terabaikan

Nasional | 8/12/2019 | 18:59
Bali United Juara Liga I, Gubernur Koster Siapkan Bonus dan Penyambutan

Bali United Juara Liga I, Gubernur Koster Siapkan Bonus dan Penyambutan

Bali | 8/12/2019 | 18:53
[Video] Pria Cina Ini Dipuji karena Relakan Punggunya untuk Tempat Duduk Sang Istri yang Hamil Tua

[Video] Pria Cina Ini Dipuji karena Relakan Punggunya untuk Tempat Duduk Sang Istri yang Hamil Tua

Internasional | 8/12/2019 | 18:45
Kemenag Berwenang Terbitkan Sertifikasi Halal

Kemenag Berwenang Terbitkan Sertifikasi Halal

Nasional | 8/12/2019 | 18:42
BBM Langka, SPBU di Kota Palu Tutup

Ironi Calon Ibu Kota Baru, Masyarakat Kaltim Sulit dapat BBM

Ekonomi | 8/12/2019 | 18:29

BERITA POPULER

  1. Temuan Gudang Senjata Ilegal, Kapolda: Dijual ke Papua dan Maluku
  2. Tengku Zulkarnain Heran Kemenag Hapus Khilafah dan Perang dari Kurikulum
  3. Rest Area 360 Termewah di Indonesia, Jasa Marga Investasi Rp70 Miliar
  4. 4 Cara Agar Terhindar dari Sambaran Petir
  5. Evan Dimas Dua Gol, Risma Ucapkan Selamat
Indonesia Inside

INDONESIA INSIDE NETWORK © 2018

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Contact us

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Hukum
    • Humaniora
    • Nusantara
    • Politik
  • Ekonomi
  • Khazanah
  • Metropolitan
  • Serba-serbi
    • Foto
    • Infografis
    • Tips-tips
    • Videografis
  • Lifestyle
  • Tekno
  • Olahraga
  • Narasi
  • INI Network