Oleh: Rudi Hasan
Indonesiainside.id, Jakarta – Presiden Joko Widodo membeberkan program kerja dan dukungan pada TNI selama dirinya memimpin di periode pertama. Beberapa yang diulas adalah pembentukan Komando Operasi Khusus (Koopsus) dan Latihan gabungan Dharma Yudha juga telah sukses dilaksanakan di awal bulan September 2019, yang melibatkan 12.500.
Selain itu pada 27 September 2019, telah dibentuk Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) di Tanjung Pinang, Balikpapan, dan Biak. “Semua ini menandai pergeseran budaya militer di TNI kita, yang tadinya terpilah-pilah di masing-masing matra, kemudian menjadi terpadu dalam lingkup Tentara Nasional Indonesia,” kata Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma, Sabtu, (5/10).
Menurut dia, bersamaan dengan upaya integrasi matra itu, pemerintah juga banyak melakukan dukungan lain. Seperti pada Desember 2018, telah diresmikan pangkalan militer terpadu di Natuna yang akan disusul dengan empat pangkalan serupa di Biak, Morotai, Merauke, dan Saumlaki.
Dia menyebut pemerintah terus berkomitmen untuk meningkatkan profesionalisme TNI. Pemerintah telah menambahkan 60 jabatan perwira tinggi baru untuk mengoptimalkan peran prajurit. Pemerintah juga terus menambah jumlah alat utama sistem pertahanan (Alutsista) untuk memenuhi target Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essensial Forces) tahap II.
“Peningkatan kemandirian industri pertahanan nasional juga terus diusahakan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No.16 tahun 2012,” kata dia.
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan latihan prajurit TNI untuk mendukung profesionalisme prajurit. Pemerintah terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan dan fasilitas kerja bagi prajurit TNI.
“Alokasi anggaran pertahanan tahun 2019 sebesar Rp 121 triliun akan dinaikkan menjadi lebih dari Rp 131 triliun di tahun 2020,” kata Jokowi. (Aza)