Oleh: Muhajir
Indonesiainside.id, Jakarta – Anggota DPR 2019-2024 asal Maluku, Saadiah Uluputy, mengaku menghargai permintaan maaf Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, terkait pernyataannya yang menyebut Maluku beban negara. Namun, dia menegaskan bahwa setelah minta maaf, lalu apa langkah pemerintah selanjutnya.
“Tapi sudahlah, Wiranto sudah minta maaf. Selaku pribadi menghargai. Tapi itu kan menyinggung yah. Setelah minta maaf, masyarakat juga menunggu langkah-langkah selanjutnya,” kata dia saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu malam (5/10).
Dia mengatakan, para pengungsi mengunngu kehadiran negara memberikan bantuan, baik materi maupun immaterial.
“Masyarakat menunggu kehadiran negara, rehabilitasi, menenangkan masyarakat agar mau kembali ke rumah, memberikan edukasi dan lain-lain Trauma dirasakan oleh oleh ibu ibu dan anak anak,” kata dia.
Dia menjelaskan, dalam undang-undang dasar (UUD 45) mengatur tentang bernegara. Dalam aturan disebutkan melindungi segenap tumpah darah Indonesia, menyejahterakan masyarakat, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut menjaga ketertiban dunia.
“Maka negara harus hadir saat rakyat sedang butuh untuk dilindungi. Saat gempa, masyarakat kan menjadi bagian dari korban,” kata dia.
Selain itu, dia juga menyoroti ketidakadilan yang terjadi di masyarakat. Pada dasarnya sumber daya alam Maluku sangat kaya, terutama kekayaan laut.
“Tapi negara hanya menghargai luas daratan, padahal lautan kita lebih luas,” ucapnya. Akibatnya, hasil kekayaan laut Maluku semuanya diambil oleh negara. Ironisnya, timbal-balik tidak sepadan dengan diberikan pemerintah pusat masyarakat.
“Kekayaan itu diambil oleh negara. Maka harus ada kebijakan nasional, agar akselerasi nasional di daerah daerah yang hari ini dalam data BPS bahwa Maluku miskin itu, apa sih langkah pemerintah yang nyata? Apa sih kebijakan pemerintah, kita tunggu,” kata dia. (PS)