Oleh: Ahmad ZR
Indonesiainside.id, Jakarta – Ketua Umum Himpunan Masyarakat Soehartonesia (HMS), Giyanto Hadi Prayitno, menilai implementasi Pancasila saat ini jauh dari yang dicita-citakan para pendiri bangsa. Bahkan, kata dia, Pancasila hanya menjadi alat stigmatisasi terhadap kelompok yang dianggap berbeda haluan dalam politik.
“Di masa itu semua terkendali karena under control tunggalnya Pak Harto. Nggak ada isu-isu dan tuduhan radikal, terorisme dan ekstrimisme seperti sekarang,” kata Giyanto saat ditemui di sela-sela acara Rakornas HMS di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta, Sabtu (5/10).
Sebab, lanjut dia, Pancasila seharusnya menjadi rujukan dan pedoman dalam membangun tata nilai, tata kelola dan tata sejahtera dalam suatu pembangunan. Jika demikian, maka negara tidak akan mengalami instabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang stagnan.
“Tapi kita melihat sejak reformasi ini pancasila hanya diucapkan. Nah, oleh karena itu kami ingin kembali mensosialisaikan pancasila melalui DPD dan DPC di tiap daerah kepada masyarakatnya,” ujarnya.
Selain menyosialisasikan Pancasila melalui jaringan HMS, Giyanto mengatakan, HMS akan melakukan revitalisasi tugu-tugu Pancasila di 74.000 desa secara bertahap. Hal ini untuk mengingatkan pentingnya kesadaran berbangsa dan bernegara dalam bingkai pancasila.
“Jadi, di setiap pintu masuk itu pasti ada Tugu Pancasila sama 10 program pokok PKK (pemberdayaan kesejahteraan keluarga) dan lain sebagainya. Dari tahun 86 (1986) sampai 90 (1990) ini menjadi salah satu Masterpiece pembangunan Pak Harto,” katanya.
“Kami ingin menghadirkan kembali revitalisasi Tugu Pancasila karena kita tahu betul bagaimana Pak Harto merajut dan mengimplementasikan Pancasila selama 32 tahun,” ujarnya menambahkan. (Aza)