Indonesiainside.id, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) hari Kamis merilis Indeks kepuasan jamaah haji Indonesia sebesar 85,91 persen.
Indeks kepuasan tertinggi terdapat pada pelayanan transportasi bus shalawat, yaitu sebesar 88,05 kemudian berturut-turut adalah pelayanan ibadah 87,77, pelayanan katering non Armuzna (Arafah, Muzdalifah dan Mina) 87,72, pelayanan petugas 87,66, pelayanan bus antar kota 87,35, pelayanan akomodasi hotel 87,21, pelayanan lain-lain 85,41, pelayanan katering di Armuzna 84,48, pelayanan transportasi bus Armuzna 80,37,dan pelayanan tenda di Armuzna 76,92.
“Kenaikan sebesar 0,68 poin ini meningkat dibanding tahun 2018. Sementara, kenaikan terbesar adalah pelayanan hotel sebesar 1,19 poin dari 86,02 menjadi 87,21 poin,” kata Kepala BPS, Suhariyanto dalam peluncuran Indeks Kepuasan Jamaah Haji Indonedia (IKJHI) di kantor BPS, Kamis (17/10).
Sementara, indeks pelayanan petugas haji disusun dari 15 komponen. Seluruhnya mempunyai nilai di atas 85,00 atau sudah mencapai kriteria sangat memuaskan.
Tiga komponen pelayanan petugas haji dengan nilai indeks kepuasan tertinggi secara berurutan adalah penampilan dan kerapian bemakaian petugas (90,11), kemampuan dan wawasan pembimbing ibadah (90,04) serta kepedulian petugas dalam melayani jemaah haji (89,67).
“Nah, sedangkan penilaian pelayanan petugas haji dengan nilai indeks kepuasan dari yang paling rendah adalah kemampuan petugas menyelesaikan setiap permasalahan (85,48), kemampuan Karu (kepala regu) dan Karom (kepala rombongan) dalam memberikan pelayanan (86,26), serta kejelasan dan ketepatan petugas dalam memberikan informasi (86,32),” katanya.
Nilai indeks pelayanan petugas haji tahun ini jika dibandingkan dengan tahun lalu terjadi penurunan sebesar -0,03 poin, tetapi nilai indeks tersebut masih masuk dalam kriteria sangat memuaskan. Penurunan terendah komponen pembentuk indeks pelayanan petugas haji adalah kemampuan Karu dan Karom dalam memberikan pelayanan turun sebesar -1,21 poin kemudian kemampuan petugas menyelesaikan setiap permasalahan sebesar -1,09 poin.
“Adapun nilai indeks pelayanan ibadah tahun 2019 naik 0,65 poin jika dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar dia.
Seperti halnya pelayanan akomodasi, pelayanan katering juga terbagi menjadi pelayanan katering di Bandara, Makkah dan Madinah serta pelayanan katering di Armuzna. lndeks pelayanan katering di Bandara, Makkah dan Madinah (Non Armuzna) pada tahun 2019 adalah sebesar 87,72 naik sebesar 0,81 poin dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Hanya ada satu komponen layanan yang nilai indeksnya di bawah 85,00 yaitu kesesuaian cita rasa makanan dan minuman Indonesia (84,53),” katanya.
Komponen nilai pelayanan tertinggi adalah kecukupan porsi makanan dan minuman yang diterima (90,51) kemudian keteraturan waktu pengiriman makanan dan minuman (89,36) serta ketepatan waktu pengiriman makanan dan minuman (88,99). Jika dibandingkan dengan indeks tahun sebelumnya, kenaikan tertinggi komponen pelayanan variasi menu makanan yang diberikan sebesar 3,55 poin.
“Selain itu, mereka secara eksplisit menyatakan sistem zonasi membuat mereka lebih nyaman dan percaya diri karena berkumpul dengan sesama komunitas. Dimana zonasi dibagi ke dalam tujuh zona; diantaranya adat, istiadat, budaya, dan agama,” kata dia. (CK)