Indonesiainside.id, Jakarta – Tak lama lagi, musim pancaroba atau peralihan antara dua musim, dari musim kemarau ke penghujan akan tiba. “Saat ini kita sedang memasuki saat pancaroba atau transisi musim. Sepekan ke depan sejumlah daerah berpotensi terjadi hujan sedang dan lebat,” ujar Kepala Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, di Jakarta, Kamis (31/10).
BMKG telah berkoordinasi dengan dinas terkait mengenai berbagai hal terkait masa pancaroba. Dari dinas kesehatan, beberapa hal yang harus diantisipasi adalah penyakit yang menyasar masyarakat akibat musim yang menyebabkan kenaikan kelembaban ini.
Dwikorita mencontohkan pergantian musim yang sifatnya kering ke basah akan memicu banyaknya kasus demam berdarah dan malaria. Selain itu, cuaca yang berganti dari kemarau ke penghujan cenderung memicu pergerakan angin yang dapat merobohkan infrastruktur dengan pondasi rapuh.
Dari sisi pertanian, Rita mengatakan sudah berkoordinasi dengan dinas terkait sehingga dapat menyiapkan tindakan-tindakan perlu untuk menyambut musim penghujan. Misalnya menyusun rencana tanam seiring mulai banyak kawasan di Indonesia yang sedang dan akan diguyur hujan.
“Kalau hal-hal terkait musim hujan, dinas terkait akan menindaklanjuti. Kami sampaikan agar ini ditindaklanjuti terkait sektor seperti kesehatan dan bencana,” paparnya.
Walaupun beberapa kawasan di sejumlah daerah sudah hujan, bulan depan merupakan awal musim hujan pada umumnya. Hanya saja, kawasan seperti di Indonesia yang wilayahnya berada di bagian selatan khatulistiwa cenderung telat (musim hujan).
Sementara musim penghujan di banyak tempat, akan mengalami puncaknya pada bulan Januari hingga Februari 2020, dengan potensi lebih basah dari tahun-tahun sebelumnya. Artinya musim penghujan mendatang akan memiliki curah hujan yang lebih besar. Sementara hujan akan mulai melemah menuju musim kemarau atau pancaroba pada bulan Maret 2020. (PS)