Indonesiainside.id, Jakarta – Memasuki bulan November ini, masyarakat diimbau untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem. Masyarakat diminta kewaspadaannya pada periode transisi musim atau pada November hingga Desember. Terutama di perairan barat Sumatera hingga selatan Bali dan Nusa Tenggara Barat, karena beberapa titik lokasi berpotensi gelombang tinggi serta cuaca ekstrem seperti puting beliung, hujan es, hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
BNPB mencatat sebanyak 98% bencana yang terjadi dari bulan Januari hingga Oktober 2019 merupakan bencana hidrometeorologi. Dalam hal ini, puting beliung mendominasi kejadian hingga mencapai 964 kali. Fenomena puting beliung terjadi saat pancaroba, baik peralihan dari musim penghujan maupun sebaliknya.
“Kejadian puting beliung lebih sering terjadi pada saat siang atau sore hari. Masyarakat dapat mengenali tanda-tanda akan terjadinya fenomena puting beliung, seperti udara panas pada malam hingga pagi, terlihat pertumbuhan awan cumulus, serta hembusan udara dingin. Pada awan tadi, pada pagi hari tampak di antara awan, jenis awan lain yang terbatas tepi dan sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol,” papar Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowon dalam rilis yang diterima, Kamis (31/10). (PS)