Indonesiainside.id, Jakarta – Kejadian meninggalnya salah seorang buruh migran WNI di KBRI Kuala Lumpur menuai protes dari DPR. Anggota Komisi I DPR, Christina Aryani, menyoroti kejadian nahas itu.
Korban bernama Tamam bin Arsyad, meninggal dunia saat sedang mengantre perpanjangan paspor. Menurut informasi, Tamam diketahui memiliki riwayat penyakit jantung. Christina pun menyatakan prihatin dan berduka cita pada keluarga korban.
“Terlepas dari apa pun penyebab meninggalnya, sangat disayangkan sampai ada yang meninggal. Ini harus menjadi perhatian kita bersama,” katanya dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Jumat (01/11).
Christina menuturkan, musibah ini harus menjadi evaluasi bagi pihak KBRI Kuala Lumpur, termasuk Kementerian Luar Negeri. Dia justru menanyakan proses dari pengantrean nomor urut yang memakan waktu lama. Padahal, proses tersebut dapat dilakukan secara daring.
“Nyatanya, para pekerja migran tetap memilih mengantre, ini bisa saja karena ketidaktahuan dan itu artinya kurangnya sosialisasi dari KBRI terkait mekanisme pengurusan dokumen,” kata dia.
Menurut Christina, KBRI dan stakeholders harus memastikan sistem yang mudah dan lebih cepat kedepannya. Ini juga harus diimbangi dengan jumlah WNI di Malaysia. Banyak WNI yang tentunya membutuhkan biaya transportasi untuk menuju KBRI. Mengingat banyak migran Indonesia yang datang dari berbagai titik di Kuala Lumpur.
“KBRI juga perlu mengantisipasi trend peningkatan antrian dan tidak sekedar reaktif sehingga kejadian seperti ini tidak terjadi lagi,” ujar dia. (AIJ)