Indonesiainside.id, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, hari ini mengundang Rektor UIN Sumatera Utara di kantornya, Jakarta. Dalam kesempatan itu, Rektor UIN Sumatera Utara, Saidurrahman mengatakan, pertemuannya dengan Mahfud hanya membahas tentang deradikalisasi dan relasi beragama.
“Kita tentu kita berharap Indonesia kita tetap terawat dalam kebinekaan dalam kebangsaan,” ucapnya ketika ditemui di Kantor Kemenko Polhukam, Rabu (20/11).
Pertemuan itu disinyalir karena adanya kerentanan daerah Sumatera Utara oleh jaringan teroris JAD (Jamaah Ansharut Daulah). Saidurrahman melihat kejadian bom bunuh diri di Kota Medan, beberapa waktu lalu, sebagai bagian dari radikalisasi yang terdapat di semua lini kehidupan masyarakat Sumut.
“Karena itu, upaya pendidik meyakinkan secara tarbiah untuk moderat dalam beragama. Insya Allah dengan begitu radikalisasi dapat berkurang,” tuturnya.
Saidurrahman menyadari bahwa kampus yang dia pimpin adalah kampus Islam, di mana banyak potensi radikalisme dibungkus dengan kedok agama. “Ini paling bahaya, sebab (kaum radikal) menjanjikan surga. Kita harus pastikan ajaran agama kita adalah ajaran yang rahmatan lil alamin. (Ajaran) agama yang moderat, yang bisa merangkul semua keragaman di kebinekaan Indonesia,” ujar dia.
Saidurrahman mengungkapkan, selain kampusnya, Sumut pun rawan terkena paparan radikalisasi karena provinsi itu juga menjadi miniatur Indonesia. Di Sumut, kata dia, terdapat beraneka ragam agama dan suku yang harus dirawat kerukunannya.
Pertemuan di Kemenko Polhukam hari ini tidak hanya mengundang praktisi pendidikan, tetapi juga ada tokoh agama, seperti Tuan Guru Batak, Ahmad Sabban elRahmaniy Rajagukguk, dan; Ketua Gerakan Dai Kerukunan dan Kebangsaan (GDKK), Salahuddin Harahap. Pertemuan Saidurrahman dengan Mahfud MD sekaligus ingin menyampaikan undangan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara kepada Mahfud untuk menghadiri seminar nasional di daerah itu, pekan depan. (AIJ)