Indonesiainside.id, Jakarta – Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, angkat bicara mengenai Elevated Toll atau Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek yang baru saja diresmikan hari ini oleh Presiden Joko Widodo. Menurut dia, jalan tol layang itu masih memerlukan penyempurnaan dan perapian.
Djoko menuturkan, secara kontruksi, kondisi jalan tol layang itu sudah layak digunakan. Kendati demikian, jika dioperasikan untuk komersial, para pemangku kepentingan harus memperhatikan aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan pengguna jalan.
“Oleh sebab itu, perlu penyempuraan dan perapian sepanjang ruas tol tersebut,” kata dia kepada Indonesiainside.id, Kamis (12/12).
Pengamat transportasi itu mengimbau kepada PT Jasa Marga selaku penyelenggara Tol Layang Jakarta-Bandung untuk dapat mempelajari perilaku para pengguna jalan bebas hambatan tersebut. Selain itu, Jasa Marga juga harus memeriksa kondisi saluran air di jalan layang itu.
“Apakah saat hujan dapat menampung dan menyalurkan air, hingga ke arah yang sudah dipasang dan tidak terjadi kebocoran atau sumbatan sepanjang saluran itu,” ujar Djoko.
Menurut Djoko, proses penyempurnaan dan perapian jalan tol layang itu akan memakan waktu sekitar 1-2 bulan ke depan. Dia menilai hal ini penting untuk dilakukan karena mengingat sepanjang perjalanan tidak ada on-off ramp dan rest area.
Djoko menilai tol layang itu mempunyai banyak hal yang perlu dibenahi, salah satunya yaitu jalur untuk penyelematan emergency, yang belum juga dibangun. “Jalur darurat itu bisa berupa tangga turun di delapan lokasi yang dekat dengan lokasi putar balik atau U Turn,” ucapnya.
Selain itu, Djoko mengatakan, pemerintah juga harus memperhatikan golongan kendaraan. Meskipun jalan tol baru itu sudah dirancang untuk semua jenis kendaraan termasuk bus dan truk, Djoko menilai akan ada kekhawatiran pada truk yang kelebihan muatan dan kapasitas.
“Dikhawatirkan sebenarnya truk kapasitas lebih (over dimension) dan muatan lebih (over load) yang dapat mengurangi umur rencana jalan tol ini,” tuturnya.
Dia pun menyarankan agar tol layang ini menjadi ajang pembelajaran bagi semua pihak, terutama bagi regulator dan operator dalam hal untuk memberikan rasa selamat, aman, dan nyaman bagi penggunanya. “Persiapan waktu untuk dioperasikan secara komersial harus benar-benar dimatangkan. Terlebih angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya tidak pernah menurun secara berarti,” katanya. (AIJ)