Indonesiainside.id, Jakarta – Ketua Tim Perumus Peta Okupasi Keamanan Siber Nasional, Prof Eko Kuswardono Budiardjo menjelaskan, okupasi keamanan siber menggambarkan pekerjaan bagaimana mengamankan dunia siber dan apa saja kompetensi yang harus dikuasai. Menurutnya, okupasi memiliki jenjang yang dapat diikuti bagi seorang yang ingin mengembangkan dirinya di dalam cyber security.
“Hal ini sejalan dengan apa yang menjadi tujuan kita semua, yaitu menciptakan SDM unggul,” kata Prof Eko di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (12/12).
Prof Eko menyebutkan, kunci dari keamanan dunia siber terletak pada sisi dan kompetensi manusia. Dia berharap melalui penguatan SDM, maka dapat memerkuat ketahanan siber.
“Jadi fokus kita adalah mengamankan dunia siber. Karena pengamanan itu terletak pada diri kita sendiri,” ujarnya.
Adapun terkait artificial intellegence yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu, Prof Eko menyebut hal ini selaras dengan peta okupasi nasional keamanan siber. Menurut dia, ke depan peran-peran manusia dalam ketahanan siber akan tergantikan oleh kecanggihan teknologi.
“Oleh karena itu, untuk mengamankan dunia siber, maka setiap okupasi tadi dilengkapi dengan tools yang menerapkan teknologi buatan,” kata dia.
Pada kesempatan sama, Ketua Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian mengatakan, ruang dunia siber memiliki ancaman dan peluang. Ancaman dapat berupa fisik dan non fisik, sementara peluang salah satunya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan melalui ekonomi digital.
“Sehingga kita perlu bekerjasama dengan stakeholder yang ada. Manusia sebenarnya sangat terkait kehidupannya dengan ruang siber,” ujarnya.
Kata Hinsa, kuncinya kerjasama dan kolaborasi dengan semua stake holder. Ia menyatakan, rencana peluncuran pusat operasi pengamanan nasional sudah di bangun.
Oleh karena itu, dibutuhkan SDM yang memiliki kompetensi di bidang siber. Bukan hanya di BSSN, tapi juga lembaga yang punya keamanan siber di lingkungan masing-masing dan memiliki kompetensi di bidang siber.
“Disitulah kita sangat penting untuk menyiapkan okupasi ini, sehingga mendapatkan SDM yang sesuai dengan kebutuhan kita,” ujar Hinsa. (Aza)