Indonesiainside.id
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Metropolitan
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Metropolitan
  • Lifestyle
  • Olahraga
No Result
View All Result
Indonesiainside.id
Home News Nasional

Wamenag: Radikalisme Bisa Dipicu Masalah Ekonomi dan Kesenjangan Sosial

OlehAzhar Azis
Sabtu, 28/12/2019 - 17:47

Wamenag Zainut Tauhid Sa'adi (dua kiri) bersama dubes Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegabriel. Foto: Istimewa.

Indonesiainside.id, Jakarta – Wakil Menteri Agama RI, Zainut Tauhid Sa’adi menjelaskan, banyak faktor seseorang atau kelompok masyarakat menjadi radikal. Dia mengatakan agama tidak memonopoli menjadi penyebab utama seseorang menjadi radikal.

“Radikalisme juga bisa bersumber dari masalah ekonomi, politik, dan kesenjangan sosial,” kata Zainut melalui keterangannya dari Saudi, Sabtu (28/12).

Radikalisme bisa bermakna positif dan negatif tergantung pada konteks ruang dan waktu sebagai latar belakang penggunaan istilah tersebut. Dia menyebutkan, di antara pandangan radikal, misalnya pemahaman yang menganggap paham keagamaanya yang paling benar dan memandang paham dan praktik beragama orang lain salah dan sesat.

“Sikap mudah mengafirkan orang Islam dan berlebihan dalam beragama termasuk kedalam sikap radikal tersebut,” ujarnya.

Baca Juga:

MUI: Radikalisme Muncul Karena Agama Ditekan

Ma’ruf Amin: Moderasi Agama Indonesia Dilirik Negara Lain

Kepala BNPT: Saya Minta Masjid Tak Disalahgunakan untuk Paham yang Bertentangan Ideologi Negara

Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, jelas Zainut, menolak konsep final Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika adalah bentuk sikap radikal.

Empat pilar kebangsaan ini, adalah kesepakatan yang dihasilkan oleh para tokoh pendiri bangsa pada saat awal pembentukan negara bangsa Indonesia yang tidak boleh diingkari dan harus menjadi fondasi hidup bersama.

“Karenanya, meskipun paham khilafah diakui oleh kalangan ulama sebagai ajaran Islam dan pernah ada dalam sejarah peradaban umat Islam, namun konsep tersebut tidak dapat diberlakukan di Indonesia,” katanya.

Hal itu karena bangsa Indonesia telah memiliki sebuah kesepakatan menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdasarkan Pancasila. Dalam praktiknya, negara Pancasila menjamin semua agama untuk hidup dan menjamin warga negaranya untuk menjalankan ajaran agama sesuai dengan keyakinannya.

“Khilafah bukanlah satu-satunya konsep politik atau bentuk negara atau pemerintahan dalam Islam,” jelasnya.

Namun yang wajib adalah mendirikan negara, sedangkan bentuk negara/pemerintahan dan mekanismenya merupakan wilayah ijtihad yang boleh jadi setiap negara berbeda dan hal itu tidak bertentangan dengan syariat Islam.

“Karenanya banyak negara muslim di dunia memiliki bentuk pemerintahan yang beragam,” ujar dia.

Indonesia sendiri sudah memiliki konsep negara kesatuan yang berbentuk republik, maka secara otomatis konsep khilafah tertolak dengan sendirinya. “Bukan ditolak, tetapi tertolak karena bangsa Indonesia telah memiliki kesepakatan tentang bentuk negara dan dasarnya, Pancasila,” katanya. (Aza)

Topik Terkait: moderasiRadikalismewamenag
ShareTweetSend

Berita Lainnya:

Mulai Menteri, Artis Hingga Ulama Ikut Divaksin Bersama Jokowi

Vaksinasi Turunkan Risiko Terinfeksi Covid-19 Hingga 65 Persen

21/01/2021 - 22:19 WIB

Indonesiainside.id, Jakarta - Juru Bicara Pemerintah untuk Vaksinasi Covid-19 Dr Siti Nadia Tarmizi mengajak masyarakat untuk semangat mengikuti vaksinasi Covid-19,...

KRI Oswald Kirim Barang Bantuan Untuk Korban Gempa Sulbar

KRI Oswald Kirim Barang Bantuan Untuk Korban Gempa Sulbar

21/01/2021 - 22:16 WIB

Indonesiainside.id, Jakarta - Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Oswald Siahaan-354 berlayar dari Surabaya menuju Mamuju, Sulawesi Barat, dengan membawa berbagai...

MUI Ingin Budidaya Kurma di Wilayah NTB

MUI Ingin Budidaya Kurma di Wilayah NTB

21/01/2021 - 22:09 WIB

Indonesiainside.id, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Nusa Tenggara Barat menggagas penanaman pohon kurma di seluruh daerah itu dalam...

2.874 Nakes RSUP Sanglah Bakal Divaksinasi Covid-19

Indonesia Laporkan 346 Pasien Covid-19 Meninggal, Rekor Tertinggi Selama Pandemi

21/01/2021 - 20:59 WIB

Indonesiainside.id, Jakarta - Indonesia melaporkan 346 pasien Covid-19 meninggal pada Kamis, yang merupakan catatan harian tertinggi selama pandemi. Menurut data yang...

Dokter Definisikan Covid-19 dengan Lima Tingkat Keparahan Gejala

Dokter Definisikan Covid-19 dengan Lima Tingkat Keparahan Gejala

21/01/2021 - 20:50 WIB

Indonesiainside.id, Jakarta - Dokter mendefinisikan penyakit Covid-19 dengan lima tingkat keparahan gejala untuk melakukan penanganan yang sesuai bagi pasien. "Covid-19...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru

Amerika Kecam Sanksi China Atas Mike Pompeo

Amerika Kecam Sanksi China Atas Mike Pompeo

21/01/2021
Warga Brisbane Kini Bebas Tidak Memakai Masker di Ruangan

Warga Brisbane Kini Bebas Tidak Memakai Masker di Ruangan

21/01/2021
Ada Enam Institusi Kembangkan Vaksin Merah Putih

WHO Beri Izin Darurat Penggunaan Tujuh Vaksin Covid-19

21/01/2021
Mulai Menteri, Artis Hingga Ulama Ikut Divaksin Bersama Jokowi

Vaksinasi Turunkan Risiko Terinfeksi Covid-19 Hingga 65 Persen

21/01/2021
KRI Oswald Kirim Barang Bantuan Untuk Korban Gempa Sulbar

KRI Oswald Kirim Barang Bantuan Untuk Korban Gempa Sulbar

21/01/2021
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Indonesiainside.id

© 2021 MediatrustPR. All Right Reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Nasional
    • Politik
    • Hukum
    • Internasional
    • Nusantara
    • Humaniora
  • Ekonomi
  • Metropolitan
  • Khazanah
  • Serba-serbi
    • Foto
    • Infografis
    • Videografis
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Tekno
  • Narasi
  • Risalah