Indonesiainside.id, Pekanbaru – Harga TBS kelapa sawit di Provinsi Riau mencapai level tertinggi sejak beberapa waktu terakhir. Dimana harga untuk periode 1 – 7 Januari 2020, ditetapkan dengan harga Rp2.037,52 per kg untuk kelompok umur 10 – 20 tahun, atau naik Rp22,74 per kg dari periode pekan lalu.
Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Perkebunan, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau, Tengku Neni Mega Ayu mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan harga TBS kelapa sawit terus meroket.
Faktor pertama berasal dari internal, dimana ke Wikan harga TBS ini disebabkan oleh kenaikan harga jual CPO dan kernel dari sebagian perusahaan yang menjadi sumber data.
“Meskipun ada yang mengalami penurunan harga namun kenaikan masih lebih besar. Untuk harga jual CPO, Sinar Mas Group mengalami penurunan sebesar Rp42,16 per kg, dan Asian Agri Group mengalami kenaikan sebesar Rp156,63 per kg dari harga minggu lalu. Sedangkan untuk harga jual kernel, Asian Agri Group mengalami kenaikan sebesar Rp137,00 per kg dari harga minggu lalu,” jelasnya, Kamis (1/1).
Selain itu, Neni mengatakan, kekhawatiran pasar akan menipisnya pasokan TBS kelapa sawit di tengah permintaan yang tinggi juga menjadi faktor yang paling mempengaruhi kenaikan harga TBS sawit di Riau.
“Tahun depan permintaan minyak sawit akan ditopang oleh konsumsi domestik. Indonesia sebagai produsen terbesar kelapa sawit meluncurkan program biodiesel B30 pekan ini. Program B30 yang diinisiasi Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Sementara Malaysia sebagai negara produsen sawit terbesar kedua di dunia merencanakan untuk peluncuran program B20 pada Februari 2020,” terangnya.
Selain itu, kata Neni, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat produksi minyak sawit sepanjang Januari-Oktober 2019 naik 11,26% dibanding periode yang sama tahun 2018 mencapai 44,05 juta ton.
“Dari jumlah tersebut sebanyak 28,95 juta ton diekspor, sedangkan 14,65 juta ton dikonsumsi di dalam negeri. Ekspor minyak sawit tersebut hanya naik 2,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sedangkan konsumsi dalam negeri melesat 37%,” tutupnya. (Bayu)