Indonesiainside.id, Banda Aceh – Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Dr Taufik Fuadi Abdin SSi MTech, menyebutkan, hasil pemuliaan varietas padi lokal Aceh lebih unggul dibandingkan varietas nasional.
Kata dia, varietas Aceh seperti Sanbei (Sambay Simeulue) dan Sigupai lebih unggul dibandingkan kelompok unggul nasional Ciherang dan Inpari 32.
Hal itu diketahui ketika LPPM Unsyiah melalui Pusat Riset Padi Aceh bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh melakukan penelitian tentang varietas padi lokal Aceh sejak tahun 2018.
“Sejak tahun 2018 hingga 2019, kita telah berhasil mengembangkan galur-galur unggul baru dalam rangka pelepasan calon-calon varietas unggul baru,” ujar Taufik di Banda Aceh, Kamis (2/1).
Dia mengungkapkan, penelitian itu bertujuan untuk mengeksplorasi varietas padi lokal Aceh guna dilestarikan dan dikembangkan guna membantu menjaga ketahanan pangan serta meningkatkan kesejahteraan petani, baik di Aceh maupun di Indonesia.
Selain itu, juga untuk menghadapi masalah-masalah alam akibat perubahan iklim, seperti kekeringan dan banjir yang menjadi penyebab gagal panen para petani.
“Maka salah satu strateginya adalah pemuliaan tanaman yang akan menghasilkan varietas-varietas unggul baru yang lebih resilin atau toleran terhadap kerusakan lingkungan,” katanya.
Saat ini, uji adaptasi atau uji multi lokasi secara nasional sedang berjalan di beberapa lokasi, yaitu Aceh Barat Daya, Aceh Besar, Pidie, Bireuen, Malang, Blitar, Jember, dan Bali. Pada awal tahun 2020 (Januari-Mei), uji multi lokasi akan dilanjutkan di Jawa Barat
“Hasil penelitian di Aceh Besar dan Bireuen menunjukkan bahwa kita berhasil menciptakan padi yang umurnya sangat genjah, galur UA-1 berumur 97 hari setelah tanam (HST), sedangkan induknya Sigupai berumur 136 HST,” ungkapnya.
Kemudian Taufik juga mengatakan, pada akhir tahun 2020 mendatang varietas unggul baru padi lokal Aceh bakal diusulkan untuk sidang pelepasan varietas ke Kementerian Pertanian.
Pasalnya, dengan adanya pelepasan varietas, nantinya padi lokal Aceh dapat dikembangkan secara luas baik untuk kebutuhan Aceh, maupun kebutuhan nasional sehingga dapat ikut membantu menciptakan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.
“Mudah-mudahan, calon-calon varietas unggul baru dari padi lokal Aceh dapat dilepas oleh Menteri Pertanian di akhir tahun 2020, atau awal tahun 2021,” pintanya. (EDS)