Indonesiaiside.id, Samarinda — Inflasi tahun kalender sejak Januari hingga Desember 2019 di Provinsi Kalimantan Timur mencapai 1,66 persen.
“Angka inflasi tahun kalender selama 2019 ini terkendali cukup bagus karena berada di bawah inflasi tahun kalender nasional yang mencapai 2,72 persen,’ jelas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Anggoro Dwitjahyono, pada rilis yang dilaksanakan di gedung BPS Kaltim, Kamis (2/1).
Dijelaskan Anggoro inflasi Kaltim dibentuk dari dua kota, yaitu Samarinda dan Balikpapan. Inflasi bulan Desember untuk Kota Samarinda sebesar 0,19 persen dan Balikpapan sebesar 0,68 persen.
Inflasi di Kaltim dipengaruhi oleh kenaikan kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 1,26 persen, bahan makanan sebesar 1,00 persen, kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau sebesar 0,15 persen dan kesehatan sebesar 0,03 persen.
Sementara tiga kelompok lainnya mengalami deflasi yaitu kelompok sandang dengan deflasi sebesar -0,20 persen, kelompok perumahan , air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar -0,14 persen serta kelompok pendidikan rekreasi dan olah raga deflasi sebesar -0,01 persen.
Lanjut Anggoro, inflasi tahun kalender pada bulan Desember 2019 tercatat sebesar 1,66 persen dan pada Desember 2018 mengalami inflasi 3,24 persen dan pada Desember 2017 atau dua tahun silam inflasinya mencapai 3,15 persen.
Dari 82 kota pantauan Indeks Harga Konsumen nasional, inflasi tertinggi terjadi di Kota Batam sebesar 1,28 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Watampone sebesar 0,01 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Manado sebesar -1,88 persen dan terendah di Kota Bukittinggi sebesar -0,01 persen.
“Sementara itu untuk inflasi dan deflasi di pulau Kalimantan, tertinggi terjadi di Kota Sampit sebesar 0,70 persen, dan inflasi terendah di Kota Tanjung dengan inflasi sebesar 0,05 persen. Untuk Kota Singkawang justru mengalami deflasi sebesar -0,01 persen,” jelasnya.(YAN)