Indonesiainside.id, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi aktivitas curah hujan yang diakibatkan aktivitas month soon Asia mulai meningkat di bulan Januari. Puncak musim hujan di bulan Februari. Namun hujan tetap diprediksi sampai bulan Maret.
“Apa maksudnya puncak musim? Yaitu di bulan Februari secara akumulasi selama satu bulan yang tertinggi, meskipun tidak selalu setiap hari hujan dan tidak harus setiap hari curah hujannya sama,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di kantor BMKG, Jakarta, Selasa (7/1).
Karena itu, dia menekankan kepada masyarakat untuk tetap mewaspadai karena semakin berlanjut ke Januari sampai masuk ke Februari kondisi lingkungan sudah jenuh air. Sehingga kapasitas untuk menyerap air juga semakin berkurang.
“Sehingga tidak harus menunggu hujan yang intensitasnya sangat lebat atau ekstrem, bisa saja hujannya tidak begitu lebat tidak ekstrem tetapi turun selama berjam-jam, durasinya lama itu sudah bisa juga bisa mengakibatkan air limpasan ataupun banjir atau longsor,” ujarnya.
Namun, BMKG hanya memberikan probabilitas antara 80 sampai 90 persen. Tidak bisa 100 persen memastikan akan terjadi seperti tanggal 31 Desember dan 1 Januari.
“Kan namanya alam ya, kita ini tidak maha tahu, tapi ada ilmu untuk memprediksi itu. Probabilitasnya hanya mencapai 80 persen yang terdeteksi, itu pun hanya lebat, jadi angkanya mau berapa kita tidak bisa memastikan,” katanya. (Aza)