Indonesiainside.id, Palembang — Ratusan ternak unggas mati mendadak di Kota Palembang, Sumatra Selatan, positif terjangkit virus flu burung. Ketua Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PHDI) Provinsi Sumatra Selatan, drh Jafrizal, membenarkan hal itu.
Menurut dia, dari hasil pemeriksaan terhadap ayam yang mati di peternakan warga di Kota Palembang itu terungkap setelah diperiksa oleh Balai Veteriner Lampung. Dia menyebut, penyakit itu menyebar diduga karena kondisi cuaca ekstrem yang terjadi beberapa bulan lalu.
“Sebenarnya kasus itu telah terjadi sejak Desember 2019 lalu. Banyak ternak warga di wilayah Plaju, Kota Palembang yang mati mendadak,” ujar dia di Palembang, Sabtu (8/2).
Ia menjelaskan, bahwa laporan selanjutnya terjadi pada 2 Januari 2020 ditemukan kembali ternak warga di wilayah Kalidoni, Kota Palembang yang mati mendadak. Setelah mendapat laporan hasil pemeriksaan itu, pihaknya langsung menyampaikan hasil dari laboratorium itu.
“Kita informasikan itu setelah dilakukan desinfeksi atau sterilisasi, serta nekropsi (pembedahan post mortem). Kita mengabarkan pemilik ternak untuk berhati-hati dan melakukan pembersihan sanitasi baik di daerah kandang agar tidak terinfeksi,” kata dia.
“Total itu ada sekitar 500 unggas yang mati karena flu burung. Kebanyakan itu ayam dan ada juga bebek milik warga tapi hanya beberapa ekor saja,” tambah dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Sumatra Selatan, Taufik, menambahkan bahwa kejadian itu sering terjadi pada saat musim pancaroba. Dia menilai, kondisi cuaca dingin dan lembab itu cepat membuat kesehatan unggas menjadi lemah sehingga terkena wabah lebih cepat.
“Penyemprotan di kandang-kandang telah dilakukan oleh dinas peternakan dan ketahanan pangan kota setempat. Kasus seperti itu kan sering terjadi, ya sifatnya wabah. Namun, kalau bahayanya sampai ke manusia tidak ada,” tutur dia. (RAP)