Indonesiainside.id, Pekanbaru – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau saat ini tengah melakukan upaya mitigasi konflik terhadap harimau sumatera. Ini dilakukan di kawasan konservasi hutan di Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.
Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau, Andri Hansen Siregar menyebutkan, pihaknya telah berada di lokasi sejak Januari lalu. Mereka masih berupaya menangkap seekor harimau yang kerap menimbulkan konflik. “Sementara ini anggota kami masih konsen dengan mitigasi konflik harimau di Pelangiran,” kata Hansen kepada Indonesiainside.id, Senin (10/2).
Hansen mengatakan, pihaknya juga telah menyiapkan sejumlah alat yang akan digunakan untuk menangkap harimau tersebut. Ada sekitar 7 kamera trap yang telah dipasang untuk memantau keberadaan si belang di kawasan hutan tersebut.
“Sudah mulai memasang box trap dan kamera trap, serta observasi untuk evakuasi harimau sumatera. Box trap yang disiapkan 4 unit dan kamera trap yang sudah terpasang ada 7 unit,” ujarnya.
Hansen mengatakan, dari upaya evakuasi yang dilakukan sejak pertengahan Januari 2020 lalu, pihaknya belum menemukan keberadaan harimau yang dimaksud. “Belum, sejauh ini masih berupa jejak saja,” terang Hansen.
Untuk diketahui, evakuasi ini dilakukan lantaran konflik terus terjadi di kawasan tersebut. Diduga ada satu ekor harimau yang perilakunya telah berubah. BBKSDA Riau telah melakukan tes DNA terhadap rambut yang menempel pada tubuh korban, untuk dapat memastikan harimau yang akan dievakuasi nantinya. (Bayu)