Indonesiainside.id, Jakarta – Direktorat Jenderal Pendidikan Islam merupakan direktorat terbesar dalam mengelola anggaran Kementerian Agama (Kemenag). Bahkan, angkanya mencapai 80 persen dari anggaran Kemenag secara keseluruhan.
Menteri Agama Fachrul Razi menekankan agar jangan sampai terjadi kebocoran dalam tata kelola anggaran. “Jangan sampai ada yang bocor, begitu yang dipesankan Presiden,” katanya di Jakarta, Selasa (11/2).
Dia menegaskan, semua anggaran harus tepat sasaran dan dimanfaatkan secara maksimal di bidang pendidikan. “Saya mengimbau jangan lagi ada yang menilap anggaran, karena Tuhan Maha Melihat dan Mendengar terhadap apa yang dilakukan oleh hamba-Nya,” tuturnya.
Fachrul menekankan bahwa pendidikan Islam penting untuk mendidik calon pemimpin masa depan. Maka itu, identitas keislaman dan kebangsaan harus satu paket yang tak terpisahkan.
“Dan itu yang juga pastinya melekat pada pendidikan Islam,” katanya.
“Saya merasa cukup puas dengan perkembangan pendidikan Islam dan berharap semua dapat bekerja layaknya sebuah tim dengan fungsi dan perannya masing-masing, jika ada yang kurang sesuai hendaknya dapat saling mengingatkan, seperti halnya tim sepak bola yang saling bekerjasama,” ujarnya.
Sementara, Dirjen Pendis Kamaruddin Amin dalam laporannya mengatakan, rapim bertujun untuk berkoordinasikan program pendis di Kemenag. Program pendis yang anggaran porsi ya 80 persen dari anggran Kementerian Agama atau hampir 3000 satuan kerja berada di Ditjen pendis, ujarnya.
“Kalau kinerja dan performa Ditjen bagus, insyaallah kinerja Kemenag menjadi bagus sebaliknya bila kinerja Kemenag tidak bagus semua itu berada di Ditjen Pendis. Dan kami berkomintmen dan melaksanakan amanah yang diberikan kepada kami di Ditjen Pendis,” ujarnya. (Aza)