Indonesiainside.id, Yogyakarta – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan rencana kontijensi untuk penanggulangan penularan virus corona atau COVID-19 bersama sejumlah instansi terkait, termasuk mengaktifkan layanan hotline 24 jam di nomor 0274-555585.
“Ada dua hal yang harus dilakukan dalam penanganan COVID-19, yaitu dari sisi medis dan juga bagaimana memberikan edukasi yang baik kepada masyarakat. Waspada tanpa harus panik itu penting,” kata Kepala BPBD DIY, Biwara Yuswantana di Yogyakarta, Kamis(5/3).
Sejumlah rencana kontijensi yang disiapkan diantaranya melakukan pemetaan potensi penularan sehingga bisa dilakukan upaya antisipasi yang lebih optimal.
Selain itu, lanjut dia juga diperlukan pemetaan risiko di sejumlah lokasi seperti bandara, stasiun, terminal, pusat niaga, tempat wisata, sekolah, dan tempat layanan publik lainnya.
“Penyusunan rencana kontijensi ini melibatkan berbagai pihak yaitu Dinas Kesehatan DIY, TNI, Polri, rumah sakit, dan perangkat daerah di tingkat kabupaten/kota,” lanjutnya.
Biwara menambahkan, penyusunan rencana kontijensi tersebut merupakan tindak lanjut dari Instruksi Gubernur DIY Nomor 2/INSTR/2020 tentang peningkatan kewaspadaan terhadap risiko penularan COVID-19 di wilayah tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaning Astutie kembali mengingatkan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat dalam mengantisipasi penularan berbagai penyakit, termasuk COVID-19 sehingga masyarakat tidak perlu panik.
“Pencegahan penularan bisa dilakukan dari diri sendiri. Mulai dengan menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat, mencuci tangan dengan benar, memperhatikan etika saat batuk, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan menghindari kontak langsung dengan penderita flu atau batuk,” terangnya.
Selain itu, ia juga mengingatkan agar masyarakat bertindak aktif sebagai surveillance di lingkungan masing-masing dan mengingatkan jika ada warga yang mengalami flu atau batuk untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
“Sudah ada alur penanganan yang menjadi standar operasional. Rumah sakit rujukan yang semula hanya dua yaitu di RS Sardjito dan RS Panembahan Senopati akan ditambah menjadi empat yaitu di RS Wonosari dan RS Wates,” tambahnya.
Dengan demikian, lanjut dia warga bisa mengakses layanan kesehatan terdekat dan tidak seluruhnya harus dirujuk ke RS Sardjito.
“Dari penelitian pun diketahui bahwa banyak penderita yang positif COVID-19 bisa disembuhkan. Jika ada pasien yang meninggal dunia, biasanya mereka juga menderita penyakit lain seperti asma, diabetes militus atau jantung,” jelasnya.(EP/ant)