Indonesiainside.id, Jakarta – Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PP Muhammadiyah, Ir Budi Setiawan, menuturkan, banyak sarana dan syarat ibadah dalam Islam yang juga bermanfaat untuk kesehatan. Salah satunya adalah berwudhu.
“Shalat dan jamaah adalah suatu kewajiban, maka kita ingin melatih bahwa wudhu tidak hanya bagian dari kewajiban syarat sahnya salat, tapi juga bisa menjaga kesehatan,” kata Budi di kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, kemarin (10/3).
Sehingga, tidak ada salahnya jika masyarakat selalu memperbaharui dan melakukan wudhu setiap saat. Terlebih, virus corona dinyatakan dapat hilang ketika melakukan cuci tangan selama 20 detik.
“Ini upaya elementer dan membuat masyarakat menjadi tenang. Dengan begitu, masyarakat akan tenang, menjaga diri dan tidak menimbulkan kehebohan berlarut,” ujarnya.
Dia menilai, kepanikan dan kehebohan masyarakat akibat corona ini sangat luar biasa. Karenanya, masyarakat perlu diberikan edukasi, sosialisasi dan advokasi dalam mencegah dan menanggulangi wabah corona.
“Kehebohan masyarakat karena ketidaktahuan. Maka, kita merasa terpanggil untuk menggerakkan jaringan yang ada di Muhammadiyah,” katanya.
Muhammadiyah, tutur Budi, sebagai Ormas Islam mempunyai jaringan banyak dan tersebar di seluruh Indonesia. Di antaranya 22.000 Taman Kanak-kanak (TK), 2.700 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), 1700 Sekolah Menengah Pertama (SMP), 300 Sekolah Menengah Atas (SMA), dan 165 Perguruan Tinggi (PT).
“Belum lagi organisasi otonom seperti IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah), Tapak Suci, Hizbul Wathan, dan lain-lain,” ujarnya.
Senada, Ketua PP Aisyiyah, Atika menekankan sisi spritual kepada masyarakat dalam menghadapi wabah corona. Sehingga masyarakat tidak panik dan tambah gaduh akibat virus corona dari Wuhan.
“Tidak ada upaya selain berdoa. Kita tentu tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan, karena itu adalah kuasa Allah, maka upaya terbaik adalah selalu berdoa memohon yang terbaik,” ucap Atika.
Dia mengatakan, dalam melakukan public health, Aisyiyah lebih mendorong kepada pencegahan. Menurut dia, ini lebih baik daripada pengobatan.
“Peran Aisyiyah lebh banyak dalam pencegahan, sehingga tidak terjadi panic buying. Untuk itu, Aisyiyah bersama jajarannya di seluruh Indonesia melakukan edukasi dan penyuluhan kesehatan, bagaimana ibu-ibu Aisyiyah bisa mengenali deteksi dini terkait penularan virus,” katanya.
Aisyiyah juga terus mensosialisasikan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada masyarakat. “Kita bersama-sama dengan Perguruan tinggi, di mana disitu ada Fakultas Kedokteran, Bidan, dan Perawat memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait PHBS,” ujarnya. (Aza)