Indonesiainside.id, Jakarta – Proses seleksi program Organisasi Penggerak tidak hanya berlangsung ketika pendaftaran. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga akan melakukan monitoring dan evaluasi secara periodik untuk melihat hasil yang dicapai dalam meningkatkan pembelajaran siswa. Bahkan, jika tak memenuhi hasil yang baik ada kemungkinan pendanaan akan setop.
“Secara berkala akan diseleksi, dan bagi yang tidak memenuhi target tidak akan lagi diikutkan dalam program. Jika dalam kurun waktu tertentu tidak menunjukkan hasil yang baik maka pendanaannya akan setop. Ini proses yang organik dan dinamis,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim.
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus, Praptono menambhakan, mekanisme pengawasan yang akan dilakukan tim evaluator akan mengkaji sisi administrasi dan substansinya.
“Untuk memastikan program ini tidak lepas dari sisi akuntabilitas yang mengutamakan efektif dan efisien. Selanjutnya, tim evaluator member rekomendasi sebagai acuan untuk verifikasi lapangan pada periode 16 Mei-30 Juni mendatang,” tuturnya.
Praptono menjelaskan, ada tiga termin monev yang dilakukan oleh tim evaluator independen yaitu base, middle dan akhir. “Tim Evaluator akan meninjau organisasi pada tahun 2021 berdasarkan hasil laporan mereka di akhir Desember 2020. Begitu seterusnya selama tiga tahun berturut-turut,” ungkapnya.
Praptono mengimbau dinas setempat turut menjaga agar program Organisasi Penggerak bisa tepat sasaran. “Tahun ini ditargetkan 100 kabupaten. Mappingnya mempertimbangkan jumlah alokasi anggaran dan waktu yang tersedia. Sekolah yang terpilih tidak boleh menjadi sasaran double, Disdik harus memfilter ini,” katanya.
Hasil identifikasi karakteristik daerah itulah yang menjadi acuan dalam menentukan program apa yang sesuai dan paling dibutuhkan di daerah tersebut karena pendidikan berpengaruh pada berbagai aspek.
“Organisasi penggerak yang akan praktek ke lapangan harus melakukan survei atau uji lapangan dulu. Jangan sampai nanti sudah mendapatkan sumbangan tetapi ketika diterapkan apa yang dia ajukan programnya tidak cocok dengan kondisi setempat,” jelasnya. (PS)