Indonesiainside.id, Jakarta – Ketua Senat Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Prof. Hafid Abbas, mengungkapkan Indoensia memiliki banyak tokoh pejuang HAM yang dikagumi dunia internasional. Kekaguman itu juga datang dari Bapak Perdamaian Dunia yang disematkan kepada mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela.
“Ada empat tokoh nasional kita yang diakui di Afrika Selatan, Sultan Tidore Imam Abdullah Qadhi Abdusalam, Syekh Yusuf dari Gowa Makassar, Djayadiningrat IV, dan Sultan Madura,” kata Hafid dalam seminar ‘Peran Sultan Zainal Abidin Syah dalam Mempertahankan Kedaulatan NKRI’ di UNJ, Jakarta, Kamis (12/3).
Hafid menjelaskan, kekaguman Nelson Mandela kepada empat tokoh itu membuat dia suka mengenakan batik. Dia mengaku sudah pernah bertemu dengan Nelson Mandela saat masih menjabat sebagai Ketua Komnas HAM. Meski dinobatkan sebagai Bapak Perdamaian Dunia, kata dia, Nelson Mandela menyebut empat tokoh itu lebih hebat dibandingkan dirinya.
“Pada testimoni Nalson Mandela, ‘kenapa Sultan Tidore ini lebih hebat dari Nelson mandela? Dia mengakui Sultan Tidore lebih hebat dari dirinya sendiri. Orang Indoensia lebih hebat dari Mandela, meskipun kita tahu Mandela pernah mendapat nobel ‘The Father Peace’,” ucap dia.
Ada empat kelebihan yang membuat Nelson Mandela sangat kagum pada empat tokoh itu, dan secara umum terhadap Indonesia. Pertama, mereka berjuang dan melawan Apartheid hingga mengorbankan jiwa raganya.
“Orang Indonesia itu membantu perjuangan kemanusiaan. Dia dipenjara 17 tahun. Tapi kata Mandela ‘Saya masih hidup’, dia bilang ‘Sultan Tidore mempersembahkan jiwanya demi kemanusiaan’,” ucap Hafid.
Kedua, empat tokoh itu tak hanya memperjuangkan kemanusiaan di tanah kelahiran mereka. Ia mencontohkan Sultan Tidore ke-6 Imam Abdullah Qadih Abdussalam. Sultan Tidore itu dikenal sebagai Tuan Guru di Afrika Selatan.
“Dia berjuang dengan nilai-nilai kemanusiaan bukan di tempat kelahirannya. Kata Mandela, ‘Sultan Tidore berjuang di tempat saya’,” kata Hafid menirukan testimoni Nelson Mandela.
Ketiga, empat tokoh itu berjuang meski bersama orang yang mereka tak kebal. Hal itu yang membuat dunia kahum terhadap para tokoh itu.
“Bahwa orang ini bisa berjuang bersama orang yang tidak pernah dikenal. Itu hebatnya orang Indonesia, kata Mandela,” ucap dia.
Keempat, para tokoh itu tidak sempat merasakan hasil dari apa yang mereka perjuangan selama hidupnya. “Orang Indonesia itu selalu mengorbankan segalanya tapi tidak mendapat kembali. Kalau saya (Kata Mandela) bisa saja mendapat penghargaan,” ucap dja.
Nelson Mandela meninggal pada 5 Desember 2013. Ia dikenal dengan perlawanan terhadap sistem pemisahan ras atau apartheid yang ditetapkan pemerintah Afrika Selatan.
Selama bertahun-tahun, dia menghabiskan waktu di penjara untuk memperjuangkan hak warga kulit hitam. Semua terbayarkan ketika Mandela berhasil menjadi presiden kulit hitam pertama di Afrika Selatan pada 1994 hingga 1999. Sebelum itu, dia mendapat penghargaan Nobel Perdamaian pada 1993 dan akan terus menjadi simbol perdamaian dunia. (SD)