Indonesiainside.id, Jakarta – Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, mengaku khawatir dalam waktu dekat akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran, terutama di industri pariwisata. Dia berpendapat, sejak virus corona (Covid-19) mewabah di Indonesia, kunjungan wisatawan ke Indonesia terus menurun, apalagi sejak awal industri pariwisata Tanah Air memang sudah terpukul.
“Hotel, restoran, tempat-tempat wisata, bandara, pelabuhan, pengunjungnya sudah menurun drastis akibat corona. Bahkan sudah banyak yang merumahkan pekerja,” katanya di Jakarta, Selasa (24/3).
Selain itu, harga minyak dan indeks saham gabungan juga sedang anjlok. Harga minyak dunia juga merosot, sehingga pendapatan Indonesia dari ekspor minyak mentah juga dipastikan akan turun.
Sebagai catatan, harga minyak mentah dunia jatuh ke level 30 dolar AS per barel, jauh dari asumsi harga minyak Indonesia atau ICP dalam APBN 2020 sebesar 63 dolar AS per barel. “Situasi ini menyebabkan APBN tidak terealiasi. Dampak lebih lanjut, karena pendapatan negara bekurang, bantuan sosial pun akan kurang,” ujarnya.
Maka, kata Iqbal, bisa jadi biaya untuk menanggulangi corona pun akan berkurang. Ketika bantuan sosial dan profit perusahaan berkurang, sementara PHK besar-besaran di depan mata, nasib buruh akan semakin terpuruk.
Perusahaan domestik, misalnya industri makanan, terancam rugi karena nilai sahamnya turun. “Jika semua kondisi di atas tidak segera diselesaikan, KSPI memprediksi akan terjadi PHK secara besar-besaran, terutama di industri manufaktur dan transportasi online. Potensi buruh yang ter-PHK bisa mencapai puluhan hingga ratusan ribu orang,” ujarnya.
Hari ini pemerintah melaporkan jumlah orang terinfeksi corona di Tanah Air naik menjadi 686 kasus. Dari jumlah itu, 55 orang dinyatakan meninggal dunia. Sementara, wabah Covid-19 kini sudah meluas ke 24 provinsi Indonesia. (AIJ)