Indonesiainside.id, Jakarta – Anggota Komisi Keuangan DPR, Anis Byarwati, menilai anggaran Rp5,6 triliun pelatihan dalam program Kartu Prakerja sangat besar. Anggaran sebesar itu tidak selaras dengan hasil pelatihan, sebab materi disediakan bisa ditemui dengan gratis di laman YouTube.
“Dengan biaya kursus yang tidak main-main sebesar Rp5,6 triliun. Saya sebut ini bisa menjadi bom waktu,” kata Anis di Jakarta, Jumat (1/5).
Setiap peserta Kartu Prakerja mendapat paket bantuan senilai Rp3,5 juta. Bantuan pelatihan sebesar Rp1 juta, intensif pascapelatihan Rp2,4 juta atau Rp600 ribu per bulan untuk empat bulan, serta insentif pengisian survei Rp150 ribu (3 kali mengisi survei).
Bentuk bantuan pelatihan sebesar Rp1 juta itu yakni peserta membeli video pelatihan online yang disediakan platform digital yang telah dipilih oleh pemerintah.
“Kartu Prakerja akan lebih menguntungkan bagi lembaga penyedia pelatihan ketimbang para pesertanya. Terlebih lagi, berbagai pelatihan yang disediakan oleh lembaga penyedia Kartu Prakerja itu, tak jauh berbeda dengan video yang ada di YouTube,” ucap Anis.
Anis menegaskan, masyarakat saat ini tak membutuhkan pelatihan, tapi bantuan kebutuhan pokok agar untuk bertahan hidup. Terlebih lagi, setelah pelatihan tidak ada jaminan bagi peserta akan mendapat pekerjaan.
Dia juga mempertanyakan 8 platform digital penyedia materi pelatihan. Materi yang bisa didapat gratis di YouTube, malah memakan anggaran Rp5,6 triliun. Menurut dia, jika anggaran itu dijadikan bantuan sosial kepada korban PHK tentu akan lebih bermanfaat.
“Yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah bantuan sosial bagi jutaan pekerja yang terkena PHK, korban dampak pandemi Covid-19,” ucap Anis.(EP)