Indonesiainside.id, Jakarta – Anggota Komisi IV DPR, Andi Akmal Pasluddin, menyesalkan ulah oknum penjual daging babi mirip daging sapi beredar di Tanah Air. Ini menyusul temuan 63 ton daging babi dikemas mirip daging sapi di Bandung, Jawa Barat. Pelaku mengubah warna daging babi menggunakan boraks.
Untuk mengantisipasi hal seperti tak terulang, Andi Akmal meminta Kementerian Pertanian (Kementan) segera merealisasikan pemenuhan daging sapi dari dalam negeri dengan rincian 300.000 ton daging sapi atau setara dengan 1,3 juta sampai 1,7 juta ekor sapi.
Hal itu merupakan pekerjaan rumah Kementan yang sejak dulu hingga saat ini tak kunjung selesai. Padahal, kata Andi Akmal, Indonesia memiliki kemampuan sumber daya alam yang memadai.
“Saya minta pemerintah serius mengurusi pangan rakyat ini. Serius berfikir memenuhi kebutuhan yang sumbernya dari dalam negeri, bukan cari yang mudah dengan membuka keran impor. Mengurusi negara kita ini, jangan juga seperti mengurusi perusahaan. Karena perilaku impor pangan ini hanya menguntungkan segelintir oknum, dan merusak hajat hidup sebagian rakyat Indonesia,” ucap Andi Akmal di Jakarta, Selasa (12/5).
Andi Akmal meminta aparat penegak hukum menelusuri daging babi mirip daging sapi di wilayah selain Bandung, Jawa Barat. Sebab, dari informasi dari pelaku, daging sapi palsu sebenarnya sudah beredar selama satu tahun.
Atas dasar itu, Andi Akmal meminta pemerintah memberi perhatian khusus terhadap kasus tersebut. Menurut dia, aksi demikian boleh jadi telah menyebar ke wilayah-wilayah lain di Indonesia.
“Saya sangat menyayangkan model manipulasi produk pangan seperti ini. Selain melakukan penipuan, perilaku manipulasi daging babi menjadi daging sapi ini akan mencederai ideologi umat Islam. Inilah fungsi Satgas Pangan yang telah dibentuk, selain mencegah kartel, juga mencegah penipuan model begini,” kata Andi Akmal. (SD)