Indonesiainside.id, Jakarta – Dalam rangka membantu pemerintah mengimplementasikan kecerdasan artifisial (Al) di berbagai bidang, antara lain industri manufaktur, digital, kesehatan, pangan, energi, pemerintahan, perbankan, keamanan dan pertahanan. Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza mengatakan saat ini kami diamanatkan tugas yg sangat penting dalam menentukan kebijakan strategi nasional kecerdasan artifisial untuk Indonesia.
“Hal yg dilakukan yaitu mengidentifikasikan seluruh permasalahan strategis jangka pendek, menengah dan panjang,” kata Hammam melalui media sosial BPPT, Rabu (20/5).
Pemanfaatan Al, lanjut dia, bisa kita lihat masih terbatas di sektor e-commerce, logistik serta perbankan dan finansial. Stranas AI yang disusun ini, akan menjadi hal penting dalam pembangunan ekonomi dan pelayanan publik.
“Stranas AI nantinya akan menjadi acuan dan didukung oleh Perpres. Untuk itu, saat ini tim penyusun sedang merampungkan usulan Stranas, yang selanjutnya akan diserahkan ke Menristek/BRIN, untuk dilanjutkan ke Sekretariat Negara guna pelaksanaan pembuatan rancangan Peraturan Presiden,” tuturnya.
Hammam menjelaskan bahwa Stranas AI akan menyertakan roadmap jangka pendek, menegah dan panjang, untuk masing-masing aspek serta target yg perlu dicapai secara nasional. Hal ini agar implementasi AI berjalan secara optimal, efisien dan efektif serta segera dirasakan masyarakat luas.
“Tim penyusun Stranas AI saat ini melakukan berbagai kajian, dan menganalisis kondisi terkini, dgn teknik SWOT/TOWS analysis. Hal yang disoroti meliputi isu-isu strategis nasional, regional dan internasional, serta bisa merujuk kepada negara lain yang sudah memiliki strategi nasional AI,” jelasnya.(PS)