Indonesiainside.id, Jakarta – Pendiri Institute for Development of Economic and Finance, Didik J Rachbini, menilai Indonesia merupakan negara paling buruk dalam menangani pandemi Covid-19 jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
“Data hasil PSBB dan kebijakan pandemi Covid-19 di Indonesia paling tidak sukses atau bahkan buruk dibanding dengan tingkat kesuksesan negara-negara tetangga ASEAN,” kata Didik di Jakarta, Rabu (20/5).
Mengutip data Endcoronavirus (ECV), Didik menyebut kurva virus corona dari negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN) bisa dibandingkan. Jika dibandingkan kurva corona Indonesia dengan Singapura, Kamboja, Thailand, Malaysia, dan Vietnam maka hanya kurva Indonesia yang menanjak tanpa penurunan signifikan.
Didik lalu mempertanyakan alasan Presiden Joko Widodo yang ingin melonggarkan PSBB, padahal kurva corona Indonesia masih terus menanjak. Ia menyebut baru wacana saja, berbagai pelanggaran sudah terjadi bahkan PSBB sudah dilanggar secara massal di berbagai kota tanpa bisa diatur dengan tertib oleh pemerintah.
“Keadaan ini terjadi karena pemerintah menjadi masalah kedua setelah masalah Covid-19 itu sendiri. Pemerintah tidak menjadi bagian dari solusi, tetapi masuk ke dalam menjadi bagian dari masalah,” tutur Didik.
Didik lalu mengingatkan agar Joko Widodo berhati-hati terhadap wacana PSBB di tengah pandemi Covid-19. Pemerintah harus belajar dari sejarah pandemi influenza yang pernah melanda bernagai negara termasuk Indonesia pada 1918.
“Presiden harus berhati-hati dan bertanggung jawab terhadap pelonggaran dan wacana pelonggaran yang sudah salah kaprah dan ditanggapi terserah saja oleh publik dan masyarakat luas. Ini sebagai pertanda tidak percaya dan pasrah pada keadaan,” ucap Didik.(PS)