Indonesiainside.id, Jakarta – Anggota DPR dari daerah pemilihan (dapil) Kalimantan Timur Hetifah Sjaifudian mengingatkan media sosial (medsos) bak pisau bermata dua. Manfaatnya tergantung pada pengguna, yakni ditujukan untuk kebaikan atau justru sebaliknya.
“Medsos itu bagaikan pisau bermata dua, jika digunakan dengan baik dan untuk mengasah literasi, maka manfaatnya sangat besar bagi kehidupan penggunanya,” katanya saat dihubungi dari Penajam, Kaltim, Sabtu, sehubungan Hari Media Sosial yang diperingati setiap 10 Juni.
Namun, kata dia, jika digunakan untuk hal-hal yang kurang baik dan tidak bermanfaat, justru dapat menurunkan produktivitas. Apalagi untuk menghujat orang. Justru akan membuat diri celaka.
Karena itu, dia berharap warga meningkatkan literasi digital, terutama via medsos, yang agar bermanfaat dalam penggunaannya. “Sejak 2015, Indonesia memperingati Hari Media Sosial per 10 Juni. Saya harap warga dapat meningkatkan kebermanfaatan medsos untuk belajar dan meningkatkan hal-hal yang positif, karena banyak pengetahuan yang bisa dipelajari, misalnya dari Youtube dan medsos lainnya,” ujarnya.
Dia menilai, di masa pandemi Covid-19, medsos sangat efektif membantu menyelesaikan berbagai isu, baik terkait pendidikan, ekonomi, dan lainnya. Misalnya, kata dia, bagi UMKM yang terdampak Covid-19 dapat berjualan melalui medsos.
Begitu pula bagi pelajar yang tidak dapat masuk sekolah karena menghindari penularan virus corona, kata dia, juga dapat mengakses beragam pembelajaran melalui medsos, bahkan melalui media ini juga bisa belajar dari jauh. Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII), kata dia, lebih dari setengah penduduk Indonesia terhubung ke internet. Ini berarti peluang belajar via medsos juga besar.
Menurut Global WebIndex tahun 2018, rata-rata orang Indonesia menghabiskan 195 menit per hari di internet, atau berada di peringkat tertinggi keenam di dunia. Kemudian pada 2019, Indonesia berada di peringkat kelima dunia dalam penggunaan internet, yakni setelah Filipina, Brazil, Thailand, dan Kolombia. Pada tahun ini, juga masih di peringkat yang sama setelah Filipina, Thailand, Nigeria, dan Kolombia.
Terkait dengan itu, lanjut Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bidang Kesra ini, sangat penting bagi masyarakat untuk menguasai literasi digital agar keterampilannya terus meningkat. “Untuk warga yang tidak melek digital, banyak kesempatan yang akan terlewatkan. Sebagai contoh, orang tua yang kurang paham teknologi informasi, akan sulit mendampingi anak-anaknya dalam pembelajaran jarak jauh,” ungkapnya. (ASF)