Indonesiainside.id, Bogor – Aktor utama atau inisiator Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) diminta agar diusut karena sudah memecah belah bangsa lewat RUU tersebut. Siapa pun di balik RUU itu harus diumumkan agar publik tahu aktor utamanya.
“Kami meminta pemerintah untuk mengusut aktor di balik lahirnya RUU HIP yang telah mendegradasi Pancasila dan hampir membawa kepada perpecahan bangsa,” demikian maklumat perwakilan ulama dan tokoh masyarakat yang tergabung dalam Forum Komunikasi Umat Islam Bersatu (FKUIB) yang dibacakan oleh politikus senior Malem Sambat (MS) Kaban pada webinar, Sabtu (20/6).
FKUIB juga menyampaikan dukungannya atas maklumat Majalis Ulama Indonesia (MUI) bersama MUI seluruh Indonesia yang meminta penghentian pembahasan RUU HIP. Dalam pernyataannya, FKUIB tegas menolak RUU HIP. Mereka meminta RUU HIP untuk dibatalkan, bukan ditunda.
“Kami menolak RUU HIP dan meminta Pemerintah dan DPR untuk tidak hanya menunda pembahasannya, tetapi harus membatalkannya,” kata Kaban.
FKUIB juga meminta pemerintah menghentikan segala bentuk persekusi dan kriminalisasi kepada masyarakat yang secara kritis menolak RUU HIP atau mengkritisi kebijakan pemerintah lainnya.
“Selain itu, FKUB meminta semua pihak untuk mewaspadai kebangkitan komunisme dalam segala bentuknya yang jelas-jelas anti terhadap agama,” jelas mantan menteri kehutanan ini.
Ulama dan pimpinan ormas Islam yang turut mendampingi MS Kaban, antara lain, Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Kota Bogor Ustaz Abdul Halim, Ketua Front Pembela Islam (FPI) Kota Bogor Ustaz Asep Abdul Qodir, Ketua Aliansi Benteng Akidah (ABA) Ustaz Acep Ayip Raharja, Pimpinan GNPF Ulama Bogor Ustaz Wilyudin Dhani, Ketua Forum Muslim Bogor (FMB) Ustaz Imam Syafii dan lainnya.
Pertemuan tersebut merupakan bagian dari diskusi tokoh umat “Tolak RUU HIP, Selamatkan Indonesia” yang digelar secara virtual. Dalam diskusi virtual tersebut, hadir sebagai narasumber antara lain Wakil Ketua Umum MUI KH Muhyiddin Junaidi, Advokat senior Eggi Sudjana, Ketua Umum Gerakan Islam Pembela NKRI Masri Sitanggang, Intelektual Muslim Prof Dr Fahmi Amhar, dan lainnya. (Aza)