Indonesiainside.id, Jakarta – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, menjelaskan alasan Kemendikbud memilih bekerja sama dengan Netlix untuk program Belajar dari Rumah selama masa pandemi Covid-19. Kerja sama tersebut sempat mendapat sorotan dari anggota Komisi X DPR, Rano Karno, padahal banyak channel lain yang mempunyai konten serupa.
“Mengenai Netflix 100 persen gratis dan bertujuan dalam kebhinekaan global, terutama untuk planet kita dan pengetahuan global sains itu secara fundamental suatu knowledge global,” kata Nadiem dalam rapat kerja Kemendikbud dengan Komisi X DPR, Senin (22/6).
Sementara itu, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, mengatakan, hak siar film di Netfilx sebenarnya jutaan dolar, namun seluruh biaya penanganan di TVRI ditanggung Netflix. Ia memastikan Kemendikbud tidak memakai anggaran dari APBN untuk penayangan acara Netflix di TVRI.
“Kalau dilihat film-film ini untuk hak siarannya itu nilainya jutaan dollar, dan itu ditanggung netflix dan Kemendibud tidak menggunakan APBN satu sen pun untuk membeli hak (siar),” ucap Hilmar. Dia juga mengklaim penayangan film dokumenter lebih banyak berasal dari karya anak negeri, bukan internasional.
“Jadi programnya memang fokus kepada planet bumi dan sains dokumenter. Sekarang ini ada 311 jam tayang PJJ dan produk nonlokal hanya 3 jam 40 menit, kurang 1 persen, 99 persen lebih konten lokal. Produksi paling banyak unit-unit dari Kemendikbud, seniman, dan pekerja film. Di dalam proses produksi ke depan akan semakin besar konten lokal pelibatan dari para pekerja film kita sendiri,” ucap dia. (SD)