Indonesiainside.id, Jakarta – Pakar Hukum Tata Negara, Refli Harun menilai direksi maupun komisaris BUMN yang dari kalangan independen dan bukan titipan, tidak akan bertahan lama. Ia menyebut hal sebagai ironi, sebab independensi kemandirian dibutuhkan oleh seorang komisaris atau direksi.
“Ketika seseorang menduduki jabatan komisaris atau direksi dan dia independen, baik dari kekuatan politik maupun bisnis, biasanya dia tidak lama bertahan,” ucap Refly melalui kanal Youtube-nya, Selasa (28/7).
Menurut Refly, BUMN membutuhkan komisaris dan direksi yang independen agar tidak menjadi lahan ‘bagi-bagi kue’. Hal itu justru menjadi tidak poin utama dalam pengangkatan direksi atau komisaris. “Padahal independensi kemandirian dibutuhkan oleh seorang komisaris dan direksi. Apalagi kalau diangkat jadi komisaris independen atau direksi independen atau direktur independen. Jadi sangat anek di republik ini, orang independen kok malah cepat diberhentikan,” ucap dia.
Refly menilai wajah BUMN yang seperti itu dikarena penguasa hendak mengontrolnya. Direksi atau komisaris titipan jauh lebih mudah dikontrol daripada independen. Pejabat independen biasanya tidak mau dijadikan boneka, sehingga berimbas pada pencopotan jabatan.
“Biasanya seseorang ingin menduduki jabatan tertentu tapi remote controlnya tetap di penguasanya, ya ga bisa. Mana bisa negara ini maju kalau cara penunjukan pejabat publiknya begitu,” ucap Refly. (NE)
