Indonesiainside.id, Jakarta – Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian menilai pengendalian penyebaran Covid-19 di Depok, Jawa Barat tidak mudah. Sebab, Depok merupakan kawasan padat penduduk sementara luas wilayahnya relatif sempit.
“Dulu pernah saya sampaikan pada saat kita di kantor wali kota tentang bagaimana virus ini, karakternya, metode penularan dan lain-lain. Termasuk bagaimana me-manage-nya, tapi memang tidak mudah untuk kota Depok. Banyak problema yang membuat harus ada strategi tersendiri,” ujar Tito dalam acara Launching Gerakan 2 Juta Masker Kota Depok secara virtual, Kamis (13/8).
Tito mengatakan, jumlah penduduk Kota Belimbing yang mencapai dua juta menjadi tantangan tersendiri dalam menegakkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Pada sisi lain, letak geografis kota Depok yang tidak memiliki batas alam membuat pengetatan wilayah sulit dilakukan.
“Tidak ada batas alam yang memisahkan Depok dengan wilayah sekitarnya, dengan Jakarta yang menjadi salah satu episentrum pandemi. Kita menjadi tidak ada batas wilayah yang jelas, dengan episentrum lain yakni Bogor kabupaten,” tuturnya.
“Sehingga memang otomatis mobilitas penduduk, interaksi penduduk antarwilayah dari Depok dans sekitarnya sangat tinggi skeali. Belum lagi yang bekerja secara commuter. Itu sudah pasti,” imbuhnya.
Karenanya, menurut Tito perlu kolaborasi matang antarpemerintah daerah, khususnya Jabodetabek dalam pengetatan wilayah. “Khusus Jabodetabek harus ada satu kebijakan keserampakan. Kalau mau PSBB, serempak semua,” katanya. (NE)