Indonesiainside.id, Jakarta – Kematian mantan pilot maskapai Garuda Indonesia Pollycarpus Budihari Priyanto pada 17 Oktober 2020, masih meninggalkan duka untuk keluarga dan para sahabat. Pollycarpus diketahui meninggal dunia akibat Covid-19.
Sosok Pollycarpus menjadi kontroversi karena terbukti terlibat dalam pembunuhan Munir Said Thalib. Namun terlepas dari kasus tersebut dia merupakan sosok yang spesial di mata sahabat-sahabanya, seperti tokoh intelijen Suhendra Hadikuntono.
Menurut Suhendra, Pollycarpus merupakan orang yang cerdas dan memiliki patrotisme dan nasionalisme yang tinggi. Almarhum tidak rela jika ada yang ingin menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Ketika peristiwa itu (pembunuhan Munir) terjadi Polly adalah seorang pilot senior yang mapan dengan ribuan jam terbang. Dia juga menguasai beberapa bahasa asing. Pertanyaan saya sederhana apakah motifnya karena uang atau personal?” kata Suhendra, Senin (9/11).
Menurutnya, Pollycarpus melakukan hal tersebut lantaran kecintaannya kepada Republik Indonesia. Terlepas status Polly sebagai pilot Garuda.
“Ingat ya dia lakukan itu karena cinta dan setia nya kepada bangsa dan negaranya. Sampai akhir hayatnya, dia tidak pernah mengakui siapa sebenarnya dirinya,” ungkapnya.
Tokoh senyap ini mengungkapkan, jika istri Pollycarpus ternyata menderita kanker paru-paru. Hal tersebut karena harus berjualan jagung bakar selama pollycarpus dipenjara.
“Apakah kalian tau ketika dia dipenjara istrinya terkena kanker paru-paru, karena harus berjualan jagung bakar demi menggantikan peran sebagai kepala keluarga,” ujar Suhendra.
“Polly juga memiliki anak-anak yang hebat dan kuat seperti bapaknya. Dia tidak malu ketika diwisuda hanya memakai sepatu cats dan jas lusuh peninggalan bapaknya, sehingga kelihatan seperti badut tanpa dihadiri orang tuanya,” katanya dengan nada tercekat.
Suhendra juga mengungkapkan beberapa hari sebelum kematian akibat Covid-19, ternyata Pollycarpus ziarah ke taman makam pahlawan. Kebiasaan ziarah ke makam pahlawan, kata Suhendra, sering dilakukan Pollycarpus.
“Saatnya bangsa ini bisa melihat dia pejuang atau pecundang. Dunia Intelijen berkabung untuknya,” pungkas Suhendra.
Untuk diketahui, Suhendra Hadikuntono merupakan tokoh dibalik operasi mundurnya Edy Rahmayadi dari kursi Ketua Umum PSSI dan menaikkan Mochamad Iriawan. Suhendra juga pernah akan dijadikan duta besar Indonesia di Vietnam, namun dia belum bersedia karena alasan tertentu. (Msh)