Indonesiainside.id, Nganjuk – Bencana longsor di Nganjuk, Jawa Timur, datang tiba-tiba. Nama kampungnya Dusun Selopuro, Desa/Kecamatan Ngetos. 21 orang orang dilaporkan hilang dalam musibah tanah longsor, Ahad (14/2).
Senin (15/2), 11 orang yang berhasil ditemukan, dua orang selamat, sisanya dinyatakan meninggal dunia. Dusun Selopuro, Desa Ngetos, dihuni banyak penduduk. Kawasan lereng perbukitan tersebut dihuni 186 orang.
Salah satunya, Yuli (32), yang sedang hamil tua. Saat kejadian, material longsor berupa tanah bercampur air menenggelamkan tubuhnya hingga dada, Ahad (14/2) malam. Saat itu, Yuli sedang istirahat bersama anak sulungnya di ruang belakang rumahnya.
Sejak siang, hujan turun sangat deras. Yuli menyangka tak lama lagi hujan reda dan bisa melanjiutkan istirahat. Kondisinya yang sedang hamil tua membuatnya harus ekstra menjaga kandungan.
Namun, hujan deras membawa bencana tanah longsor, menyapu rumah yang ditinggalinya dengan keluarga. Alhamdulillah, dia bersama bayi dalam kandungannya selamat, meski nyaris tenggelam oleh lumpur.
Tanah bercampur air menutupi tubuhnya hingga dada. Perutnya yang hamil besar pun, sebisa mungkin dijaga dari reruntuhan material tanah longsor. Sementara, ia pun tidak tahu bagaimana nasib anaknya.
“Saat itu cepat sekali kejadiannya, tahu-tahu longsor,” katanya sambil menahan sakit.
Hartini (30), adik Yuli, menyambung kisah malam nahas itu mengatakan beruntung nyawa saudaranya bisa selamat. Anak pertamanya pun juga selamat. Saat kejadian naas tersebut, si anak berlindung di bawah meja, hingga luput dari tumpukan tanah longsor itu.
Diceritakannya, seketika kemenakannya itu langsung mencari ibunya, ketika dirasa longsor sudah berhenti. Listrik padam membuat pencarian tambah susah. Beruntung, akhirnya ketemu. Saudaranya juga masih diberi kesempatan hidup sehingga cepat ditemukan.
Yuli memang masih merasakan nyeri di tubuhnya. Bagian paha terkena paku dan saat kejadian tubuhnya tertimpa material tanah. Ngilu rasanya. Namun, yang membuat senang adalah kandunganya yang dinyatakan sehat kendati musibah itu hampir merenggut nyawanya. Anggota tubuh Yuli yang sempat terkena paku juga sudah diobati petugas medis. Kini, tinggal pemulihan.
“Dijahit karena tubuhnya kena paku. Alhamdulillah kandungan juga aman, ini sudah delapan bulan,” ujar Hartini sambil memandang tubuh kakaknya di ruang perawatan Puskesmas Ngetos.
Rumah Hartini tak jauh dari Yuli dan tak dilanda tanah longsor. Ia kini menjaga saudaranya yang sedang hamil tua itu.
Hartini pun tak menyangka musibah ini bakal terjadi. Bahkan, banyak tetangga saudaranya yang hingga kini belum ditemukan. Mereka masih dalam pencarian petugas. Dia bersyukur saudaranya berhasil selamat. Juga kemenakannya. Suami Yuli saat kejadian sedang ke luar desa, sehingga ia pun selamat.
Kendati rumah saudaranya rusak berat, Hartini meminta saudaranya fokus memulihkan kesehatan. Ia pun tak ingin Yuli berpikiran yang negatif, karena bisa berpengaruh pada kesehatan janinnya. (Aza/Ant)