Iindonesiainside.id, Jakarta – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) vaksin Covid-19 Sinovac yang diproduksi di Indonesia oleh PT Bio Farma.
Vaksin tersebut diproduksi dari 26 juta dosis bahan baku yang telah tiba di Indonesia pada 12 Januari dan 2 Februari 2021.
“Dengan telah diberikannya pelulusan produk ini, maka vaksin siap digunakan untuk program vaksinasi,” kata Kepala BPOM Penny Lukito melalui konferensi pers virtual pada Selasa.
Vaksin CoronaVac dalam bentuk jadi yang diproduksi oleh perusahaan asal China, Sinovac, telah mengantongi EUA dari BPOM pada 11 Januari lalu, sebelum program vaksinasi terhadap 1,5 juta tenaga kesehatan dimulai.
Penny mengatakan vaksin yang diproduksi di Indonesia tetap memerlukan EUA meski kandungan, mutu, dan keamanannya sama dengan vaksin yang diproduksi di Beijing.
“Ini membutuhkan pengujian, evaluasi khusus dan EUA terpisah karena beda tempat produksi dan kemasan,” jelas Penny.
Vaksin dalam bentuk jadi yang sebelumnya tiba dari China dikemas dalam bentuk single dose, sedangkan vaksin yang diproduksi oleh Bio Farma dari bahan baku dikemas dalam bentuk multiple dose.
Vaksin produksi PT Bio Farma ini akan digunakan untuk program vaksinasi tahap kedua terhadap 38,5 juta orang pekerja di sektor pelayanan publik dan penduduk lanjut usia.
Penyuntikan vaksin tahap kedua ini akan dimulai di Pasar Tanah Abang pada Rabu, 17 Februari 2021 sebagai pilot project di Jakarta dengan melibatkan 55 ribu pedagang. (aa/msh)